Mohon tunggu...
Rania Wahyono
Rania Wahyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Freelancer

Mencari guru sejati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Pola Komunikasi yang Baik Karena Kita Tidak Bisa Membaca Pikiran Orang Lain

6 September 2023   20:16 Diperbarui: 19 Desember 2023   17:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak anak-anak sampai dewasa kita selalu berurusan dan berkomunikasi dengan orang lain. Baik terkait dengan pendidikan, pekerjaan, pertemanan atau bahkan percintaan dan satu-satunya cara untuk bisa memiliki relasi yang baik dengan orang lain terkait hal-hal tersebut adalah dengan cara memiliki pola komunikasi yang baik.

Ketika kamu memahami pola komunikasi yang baik, kamu akan dapat meningkatkan kualitas hubungan yang baik dengan orang lain. Peningkatan kualitas ini nantinya akan berpengaruh juga ke berbagai hal mulai dari membangun lingkungan kerja yang terbuka dan nyaman hingga kemampuan leadership yang baik misalkan sebagai atasan, pemilik usaha atau ibu rumah tangga sehingga bawahanmu atau pekerja rumahmu akan merasa nyaman berkomunikasi denganmu.

Kamu harus lebih sabar jika berhadapan dengan orang yang memiliki pola komunikasi pasif karena mereka sulit untuk mengekspresikan diri mereka, susah untuk bilang tidak dan cenderung mengalah kepada orang lain.

Jadi tidak jarang sering menimbulkan miskomunikasi dan emosi negatif yang terpendam karena mereka tidak bisa mengutarakan apa yang ada dikepala dan emosi yang mereka rasakan. Namun disaat yang bersamaan mereka juga termasuk orang yang menghindari konfrontasi atau perdebatan dengan orang lain.

Kebalikan dari komunikasi pasif adalah pola komunikasi agresif dimana orang yang menerapkan pola komunikasi agresif ini biasanya memiliki keinginan untuk mendominasi segalanya.

Bentuk komunikasi agresif ini memiliki pemikiran bahwa sayalah yang benar serta jarang mau mendengarkan pendapat orang di sekelilingnya dengan baik. Biasanya juga disertai dengan nada suara tinggi, kata-kata kasar, ekspresi mata melotot, emosi yang meluap-luap dan keinginan untuk selalu mengontrol orang lain dengan cara intimidasi, kritik tajam, atau selalu menyalahkan orang lain.

Kasus pembunuhan dosen UIN Raden Mas Said Solo, Wahyu Dian Silviani yang tewas dibunuh oleh buruh bangunan yang merenovasi rumah korban dikarenakan pelaku sakit hati ditegur korban dengan kata-kata kasar semenjak pagi hingga sore padahal pelaku merasa sudah bekerja dengan baik.

Menurut pengakuan pelaku, korban terus-menerus mencerca dengan kata-kata kasar yang menghina dengan nada emosional. Pelaku tidak bisa melawan dan membantah korban dan memendam rasa sakit hati menjadi dendam yang dilampiaskan dengan menghabisi nyawa korban. 

Kasus tersebut di atas adalah contoh dari pola komunikasi pasif yang dimiliki pelaku berhadapan dengan korban yang memiliki komunikasi agresif. Karenanya sangat penting dan perlunya untuk memahami pola komunikasi dan kapan hal itu harus digunakan. 

Artinya ketika berurusan dengan orang lain kamu harus dapat berkomunikasi dengan baik karena tidak semua yang menjadi lawan bicaramu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dan yang pasti kamu tidak bisa membaca pikiran orang lain.

Ada empat kemampuan komunikasi yang perlu diketahui agar kamu bisa berkomunikasi dengan baik dan efektif.

1. Mendengarkan Lawan Bicara.

Mendengarkan disini artinya kamu benar-benar fokus dan hadir seratus persen untuk lawan bicaramu. Salah satu cara untuk memulainya adalah dengan menahan diri untuk tidak memotong omongan orang yang sedang berbicara.

Kamu perlu mendengarkan lawan bicara untuk tahu apa yang sebenarnya ingin dia sampaikan. Misalnya kalau konteksnya teman yang lagi curhat, dengerkan dulu sampai selesai apa masalahnya lalu cari tahu kebutuhannya apakah perlu saran atau sebenarnya mau hanya didengarkan saja.

Kemampuan mendengarkan ini bisa membantumu menjadi lebih paham dengan apa yang diinginkan oleh lawan bicara dan lebih peka dalam memahami perasaan orang lain.

2.  Komunikasi Non Verbal 

Komunikasi non verbal atau sering disebut komunikasi melalui bahasa tubuh, seperti nada bicara, postur tubuh, kontak mata atau ekspresi yang muncul ketika sedang berbicara.

Ada beberapa hal yang kadang sulit untuk disampaikan secara lisan, maka dari itu komunikasi non verbal ini dapat dipakai untuk memperjelas maksud dari pesan yang disampaikan terutama untuk menghindari miskomunikasi. Misalnya dengan lebih menekankan pada intonasi bicara dan ekspresi wajah saat berkomunikasi yang akan membantu agar pesan dapat tersampaikan dengan jelas.

Menjaga kontak mata merupakan salah satu bahasa tubuh yang terpenting dalam komunikasi. Saat kamu sedang mengobrol tapi pandanganmu melihat ke mana-mana, orang bisa mengartikan sebagai pertanda kalau kamu tidak nyaman atau kamu tidak menghargai lawan bicaramu. Tatapan mata adalah salah satu ekspresi paling jujur yang bisa terlihat oleh orang lain.
 
3. Mengontrol Emosi 

Ada masanya dimana kamu atau lawan bicaramu sedang merasa nggak mood atau berada pada emosi negatif sehingga sulit untuk berkomunikasi. Kamu tidak bisa terus-menerus bergantung dengan kondisi perasaan orang lain, jadi daripada berharap lawan bicaramu akan selalu datang dengan mood yang bagus, lebih baik kamu yang melatih mengelola emosi supaya tetap tenang dan kepala dingin ketika berkomunikasi.

Pengelolaan emosi menjadi salah satu kemampuan penting agar komunikasi tetap berjalan baik. Jadi jika lawan bicaramu terbawa emosi negatif, kamu tidak akan ikut-ikutan terbawa emosi sehingga suasana yang sebelumnya emosional dan menggebu-gebu bisa kembali netral.

4. Komunikasi Asertif

Komunikasi asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan apa yang kamu inginkan dengan jelas dan tetap menghormati serta mempertimbangkan perasaan orang lain.

Komunikasi asertif ini menggabungkan aspek-aspek positif dari pola komunikasi pasif dan agresif sehingga dapat menjadi win-win solusi yang paling ideal untuk berkomunikasi dengan orang lain dimana komunikasi ini lebih menekankan kepada komunikasi yang lebih terbuka tapi tidak memaksa. 

Komponen paling penting dan utama dalam komunikasi asertif adalah berani bilang TIDAK. Kamu bisa mengungkapkan apa yang kamu pikirkan dan rasakan dengan jelas termasuk mengatakan tidak.

Namun pada kenyataannya untuk bisa melakukannya butuh proses dan tidak semudah membalikkan tangan apalagi ketika berhadapan dengan keluarga atau orang terdekat. 

Tetapi hal tersebut bisa dilatih perlahan-lahan sehingga kamu akan paham bagaimana cara menyampaikan ke orang lain sambil mempertimbangkan perasaannya juga. 

Misalnya kalau ada telemarketing telepon untuk promosi kartu kredit, ya sudah bilang saja tidak, atau menolak permintaan atasan soal kerjaan tambahan padahal sudah saatnya jam pulang kerja. Kamu tahu bagaimana cara menyampaikan keinginanmu yang tidak membuat sakit hati orang lain atau bikin sensi.

***
 
Komunikasi menjadi skill penting yang perlu dipelajari agar dapat memiliki hubungan yang baik dengan siapa saja, menambah pertemanan, menjadi orang yang asyik buat diajak ngobrol atau sekedar menyampaikan pikiran dan opini ke orang lain. 

Semua orang tidak ada yang bisa membaca pikiran, artinya mereka semua juga tidak ada yang bisa membaca pikiran kamu. Jadi jika berurusan dengan orang lain semua itu butuh kemampuan komunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dan sakit hati.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun