Inti dari kehidupan adalah menjalani hidup sepenuhnya sekarang hari ini dengan melakukan apapun tanpa menyesali apa yang tidak dilakukan atau apa yang sudah dilakukan jika ternyata yang terjadi berbeda dengan yang diinginkan.Â
Hidup saat ini dan hadir seutuhnya yang artinya menggunakan seluruh potensi dan usaha kita pada saat ini untuk melakukan segala sesuatu yang perlu dilakukan dengan cara apa pun yang terbaik. Saat ini adalah anugerah Tuhan  yang kita miliki  maka jalanilah hidup dengan baik.
Penyesalan Masa Lalu dan Kekhawatiran Akan Masa Depan.
Baca juga: 6 Penyesalan yang Memberi Dampak dalam Hidup
Kebanyakan orang tidak benar benar hidup disaat ini detik ini, mereka terjebak hidup dengan penyesalan masa lalu dan kekhawatiran akan masa depan. Bahkan tanpa disadari menggantungkan kebahagiaannya di masa lalu atau di masa depan.Â
Seperti seseorang yang mengatakan seandainya dulu saya menikah dengan si A pasti sekarang saya sudah bahagia atau nanti jika saya sudah sukses memiliki rumah besar dan mobil mewah, pasti saya akan bahagia.
Lalu apakah ketika hal tersebut tidak terwujud, berarti mereka tidak akan bahagia seumur hidup. Masa lalu adalah kumpulan momen saat ini yang telah berlalu. Sedangkan masa depan menunggu untuk hadir yang mungkin memberikan janji tentang kehidupan yang lebih baik. Namun seberapapun keras usaha untuk merubah masa lalu, akan menjadi sia-sia karena masa lalu tidak akan dapat ditulis ulang.Â
Maka yang harus dilakukan adalah memaksimalkan potensi dan energi saat ini untuk mengubah masa depan yang lebih baik. Melakukan yang terbaik, menikmati prosesnya dan fokus melakukan hal sebaik mungkin sekarang tanpa terlalu banyak mengkhawatirkan kemungkinan terburuk di masa depan. Masa lalu mungkin pernah ada, tapi sekarang telah sirna selamanya dan masa depan tidak akan datang sampai kita akan bertemu pada saatnya.
Kita tidak memiliki kendali atas apa yang terjadi selanjutnya atau di mana akan berakhir. Hanya Tuhan yang memiliki kekuatan itu, namun Dia memberi kita free will atau kehendak bebas sehingga kita dapat memilih sendiri apakah akan menggunakannya dengan bijak atau tidak untuk menjalani kehidupan yang otentik berdasarkan iman kepada-Nya. Artinya kita harus sadar akan realitas kita dan bertanggungjawab atas konsekuensi atas pilihan yang kita ambil dalam hidup.Â
Pikiran Dapat Menciptakan Penderitaan
Pikiran menciptakan analisis dan pemahaman namun keduanya kerap berujung pada ketakutan dan kecemasan. Seringkali pikiran kita mencari kambing hitam atas sesuatu diluar diri kita sebagai alasan atas ketidakbahagiaan tapi jika mau melihat lebih dalam banyak masalah hidup yang sebenarnya diciptakan oleh pikiran kita sendiri.