Mohon tunggu...
Rani Sakraloi
Rani Sakraloi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Communication Science

Passionate about writing and sharing it.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Konvergensi Media, Apa Itu?

31 Mei 2023   17:06 Diperbarui: 31 Mei 2023   17:39 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Konvergensi Media (ilustrated by Vyrma)

Hotma Vyrma Thondi (200904039) / Rani Sakraloi (200904123)

Dosen: Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D (Dosen Mata Kuliah Menulis Feature dan Editorial)

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sumatera Utara

Media sudah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Menilik dari perkembangannya yang masif, media juga terus bertransformasi dari sisi fungsi hingga tampilannya. Media cetak contohnya. Banyak perusahaan media cetak yang mulai melakukan peralihan melalui konsep konvergensi media. Di mana media akan disajikan secara lebih efisien dan padu bagi konsumen. Media tidak hanya akan tersaji dalam satu bentuk, tetapi beragam dan fleksibel. Di zaman ini, media online adalah evolusi media yang terbaru dan lebih terjangkau. Peralihan media ini membawa perubahan terhadap gaya hidup manusia di berbagai lini maupun bidang. Lantas, bagaimanakah peran media terkini dalam bentuk konvergensi media berpengaruh terhadap gaya hidup dan pola pikir seseorang?

KONVERGENSI MEDIA

Media massa mengalami beberapa tahap perubahan dan transformasi. Roger Fidler menyebut fase berbagai perkembangan media sebagai mediamorfosis. Menurut Fidler, mediamorfosis memiliki tiga konsep, yaitu koevolusi, konvergensi, dan kompleksitas. Fidler mendefinisikan mediamorfosis sebagai transformasi media komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi.

Menurut Burnett dan Marshall, konvergensi media merupakan penggabungan media, industri telekomunikasi dan segala bentuk media komunikasi ke dalam bentuk digital. Mereka menyebutkan bahwa konvergensi media erat kaitannya dengan proses digitalisasi. Serupa dengan definisi tersebut, Henry Jenkins sebagai teoritikus konvergensi media mendefinisikan konvergensi sebagai proses penyatuan yang terus-menerus terjadi di antara berbagai bagian media seperti teknologi, industri, konten, dan khalayak. Adapun dalam buku Key Concepts in Journalism Studies menegaskan bahwa konvergensi media adalah pertukaran media di antara semua media yang berbeda karakteristik dan platform-nya. Secara sederhana, konvergensi media dapat dipahami sebagai sebuah integrasi atau penyatuan beberapa media konvensional dengan kemajuan teknologi informasi menjadi satu atap atau perusahaan.

Dalam keterkaitannya dengan lingkungan media massa, internet memicu dua perubahan mendasar. Perubahan tersebut diantaranya yang pertama adalah perubahan pada proses jurnalistik, termasuk digitalisasi. Selain itu, perubahan yang kedua adalah perubahan bentuk dan format organisasi media. Dalam hal ini, informasi bisa dinikmati tidak hanya berbentuk teks semata melainkan juga bisa didapatkan melalui siaran langsung di internet. Keberadaan konvergensi media berpengaruh terhadap keberlangsungan perusahaan media sehingga terdapat perubahan dalam semua elemen informasi menjadi bentuk digital.

Konvergensi media mewujudkan bentuk media tunggal yang menimbulkan hilangnya batasan antara media. Kini, media yang mulanya memiliki organisasi dan manajemen mandiri justru bergabung dalam bentuk konvergensi sehingga membentuk satu kesatuan. Bentuk konvergensi saat ini sudah terlihat di hampir semua jenis media, baik cetak maupun elektronik. Media-media tersebut juga sekaligus menyediakan konten dan hal sejenisnya sebagai sarana penyampaian informasi dalam bentuk berita daring, e-paper, dan siaran langsung.

World Association of Newspaper (WAN) menemukan enam tren efek internet terhadap jurnalisme, yaitu: 

- Peningkatan jurnalisme partisipatif atau komunitas penghasil isi berita,

- Munculnya riset audiensi tentang pola penggunaan media,

- Penyebaran informasi (berita) yang dibuat sendiri secara online dan perangkat telepon seluler,

- Penataan kembali newsroom yang lebih fokus kepada audiensi,

- Pengembangan bentuk baru tentang narasi yang disesuaikan dengan audiensi dan saluran yang baru,

- Perjumpaan audiensi yang fokus pada penyesuaian berita dan juga penyesuaian berita pada multimedia.

Berdasarkan yang dijelaskan sebelumnya, pertumbuhan dunia digital membawa perubahan dalam jurnalisme. Jurnalisme melalui internet menimbulkan peningkatan akan jumlah partisipan jurnalis dan komunitasnya, fokus terhadap kepuasan audiens, dan pengelolaan media yang dilakukan secara daring. Hal-hal tersebut memudahkan dalam pengolahan, penyebaran, dan evaluasi jurnalisme. Perubahan bentuk ini merupakan salah satu alternatif untuk bertahan dari perubahan zaman akibat kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.

Konvergensi media sebagai wujud pengaplikasian dalam teknologi digital semakin merevolusi fungsi berita yang mulanya mengabarkan peristiwa yang sudah terjadi, tetapi kini menjadi mengabarkan peristiwa yang sedang terjadi (Ignatius Haryanto, 2014 : 212). Kemajuan teknologi digital melalui konvergensi media akan menghadirkan konstruksi sosial media baru yang belum pernah terjadi sebelumnya. Konstruksi sosial media baru ini dihasilkan dari proses ekspresi dan proyeksi sosial pekerja di media yang berbentuk siaran, tayangan, dan atau tulisan serta berdampak dalam pola penyebaran informasi, konsumsi media masyarakat, persepsi publik, dan literasi. Dailer, Demo, dan Spillman menjelaskan aktivitas konvergensi media meliputi cross-promotion (lintas promosi), cloning (penggandaan), coopetition (kolaborasi), content sharing (berbagi isi), dan full convergence (penyatuan).

Adanya perluasan fungsi media menuntut adaptasi media terhadap zaman. Media dan teknologi selama ini selalu hidup berdampingan. Namun, zaman semakin modern dengan pertumbuhan teknologi yang pesat memungkinkan penurunan nilai guna dan minat audiens terhadap media konvensional. Hal tersebut tidak serta merta dikarenakan sifatnya media konvensional yang monoton melainkan juga adanya penyesuaian untuk akses media yang lebih mudah dan terjangkau terhadap generasi saat ini. Oleh karena itu, konvergensi media dinilai sebagai solusi mutakhir terhadap perkembangan dan perluasan fungsi media untuk menjangkau audiens serta guna mempertahankan eksistensi media agar tidak redup tergerus zaman.

KONVERGENSI MEDIA DI INDONESIA 

Perubahan signifikan yang terjadi pada media saat ini merupakan pengaruh dari perkembangan pesat teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini, media massa konvensional seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, hingga film terkonvergensi. Hadirnya teknologi digital mampu meleburkan industri media, komputer, dan telekomunikasi menjadi kesatuan.

Konvergensi bukan hanya penyatuan konten, tetapi juga penyatuan satu induk perusahaan media. Adanya konvergensi ini juga memungkinkan suatu grup perusahaan dapat memiliki media konvensional sekaligus juga media sosial. Di Indonesia, konvergensi media sudah diterapkan oleh perusahaan-perusahaan media besar, seperti MNC Group, Kompas Group, Media Group, dan lain-lain. Adanya peralihan atau penambahan jenis media oleh perusahaan-perusahaan tersebut tentunya akan meningkatkan persaingan atau kompetisi yang ketat antarmedia. Perusahaan media berlomba untuk mengabarkan berita dengan mengutamakan diferensiasi dan kecepatan konten.

CONTOH KONVERGENSI MEDIA

MNC Group merupakan perusahaan yang mengelola industri media. MNC Group melakukan konvergensi secara lengkap, yakni dengan mengelola media cetak, elektronik, dan situs digital. Beberapa media yang dinaungi oleh perusahaan raksasa ini salah satunya adalah media penyiaran televisi MNC TV, RCTI, GTV, dan iNews TV yang masing-masing memiliki brand sesuai kegunaannya. Saat ini, media-media tersebut dapat dijumpai melalui akun resminya di platform daring seperti YouTube, Instagram, dan media sosial lainnya. Selain itu, MNC Group juga menaungi media cetak seperti Koran Sindo yang kemudian merambah ke dunia internet menjadi situs berita sindonews.com.

Kompas Gramedia Group merupakan perusahaan yang mengelola industri media dan salah satu contoh media yang melakukan konvergensi secara horizontal maupun vertikal. Kompas Group menerapkan strategi konvergensi untuk mempertahankan dan mengukuhkan eksistensinya. Perusahaan besar ini melakukan konvergensi secara lengkap terhadap media-media yang dinaungi. Kompas Group melakukan konvergensi dengan melakukan penggabungan teknologi informasi antara media cetak koran Harian Kompas dan e-paper Kompas serta portal berita Kompas.com. Selain itu, adapun media elektronik berupa Kompas TV  juga memiliki akun resmi di Youtube.

PENGARUH KONVERGENSI MEDIA

Konvergensi media pada dasarnya berkaitan erat dengan praktik-praktik konglomerasi serta ekonomi media. Perusahaan media berusaha memperkuat eksistensinya dan menyajikan konten dengan sudut pandang yang berbeda guna orginalitas dan menggaet audiens yang sesuai dengan pasarnya. Konvergensi media sepenuhnya berfungsi sebagai sarana untuk menyebarluaskan informasi secara bervariasi sehingga informasi maupun hiburan apapun yang disajikan dapat dengan baik tersampaikan kepada audiens dengan media tertentu. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memperluas pasar media dan membantu audiens dalam mempermudah untuk mencari maupun menerima informasi.

Selain terhadap perusahaan media, konvergensi media juga berpengaruh pada proses jurnalistik. Dengan adanya konvergensi media, seorang jurnalis dapat menuliskan suatu peristiwa menjadi berbagai macam angle dan berita. Sedangkan, jika hanya dalam media konvensional saja, suatu peristiwa biasanya dituangkan untuk satu berita saja dengan penulisan yang panjang dan mendalam. Berita bisa naik pada saat itu juga karena tidak perlu proses menyusun atau mencetak yang lama seperti pada majalah atau koran.

Konvergensi media juga sangat berdampak pada kehidupan masyarakat. Beriringan dengan perkembangan media digital, pola konsumsi berita masyarakat pun berubah. Masyarakat dapat memilah informasi yang ingin diakses melalui gadgetnya dan membagikan informasi tersebut dengan mudah. Bahkan masyarakat dapat berdiskusi tentang informasi tersebut atau berita yang sedang hangat di ruang publik. Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat dengan bijak menanggapi suatu berita dan menjadi semakin teredukasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun