Selain itu, lemahnya pengawasan internal dan eksternal di tingkat daerah memperburuk situasi. Meskipun telah ada mekanisme pengendalian seperti inspektorat daerah dan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), celah hukum masih sering dimanfaatkan untuk menyamarkan penyalahgunaan anggaran.
Respons Publik dan Harapan Perubahan
Kasus korupsi di Sidoarjo memicu reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian besar warga merasa kecewa dengan pengelolaan pemerintahan yang belum sepenuhnya bebas dari praktik-praktik korupsi. Di sisi lain, masyarakat juga menaruh harapan besar pada Gus Muhdlor untuk membawa perubahan nyata.
Gus Muhdlor, dalam beberapa kesempatan, menegaskan komitmennya untuk menjalankan pemerintahan yang bersih. Ia mendorong penguatan pengawasan internal dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan anggaran daerah. Langkah-langkah ini penting untuk mengembalikan kepercayaan publik yang telah lama tergerus.
Tantangan Menuju Pemerintahan Bersih
Meski komitmen untuk memerangi korupsi telah dicanangkan, tantangan besar masih menghadang. Gus Muhdlor harus menghadapi tekanan politik dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan tertentu, termasuk dari dalam birokrasi itu sendiri. Selain itu, keberhasilannya juga sangat bergantung pada dukungan masyarakat, lembaga penegak hukum, dan media dalam mengawal setiap langkah kebijakan.
Penutup: Pelajaran dari Masa Lalu untuk Masa Depan
Dari era Saiful Ilah hingga Gus Muhdlor, dinamika politik di Sidoarjo menunjukkan betapa sulitnya melepaskan diri dari warisan gelap korupsi. Namun, sejarah juga memberikan pelajaran bahwa perubahan selalu mungkin terjadi dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang solid dari semua pihak.
Sidoarjo, sebagai kabupaten yang memiliki potensi besar, membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cakap secara administratif, tetapi juga memiliki integritas tinggi. Masyarakat berharap bahwa Gus Muhdlor dapat menjadi simbol perubahan yang nyata, membawa Sidoarjo keluar dari bayang-bayang korupsi menuju masa depan yang lebih bersih dan berdaya saing. Waktu akan menjadi saksi apakah harapan ini dapat diwujudkan atau kembali terhenti di tengah jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H