Mohon tunggu...
Rangga Jafar Alshaadiq
Rangga Jafar Alshaadiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura

Hukum

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Dari Saiful Ilah ke Gus Muhdlor: Dinamika Kepemimpinan Sidoarjo Di Tengah Bayang-Bayang Budaya Korupsi

30 November 2024   09:41 Diperbarui: 30 November 2024   09:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selain itu, lemahnya pengawasan internal dan eksternal di tingkat daerah memperburuk situasi. Meskipun telah ada mekanisme pengendalian seperti inspektorat daerah dan audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), celah hukum masih sering dimanfaatkan untuk menyamarkan penyalahgunaan anggaran.

Respons Publik dan Harapan Perubahan

Kasus korupsi di Sidoarjo memicu reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian besar warga merasa kecewa dengan pengelolaan pemerintahan yang belum sepenuhnya bebas dari praktik-praktik korupsi. Di sisi lain, masyarakat juga menaruh harapan besar pada Gus Muhdlor untuk membawa perubahan nyata.

Gus Muhdlor, dalam beberapa kesempatan, menegaskan komitmennya untuk menjalankan pemerintahan yang bersih. Ia mendorong penguatan pengawasan internal dan peningkatan transparansi dalam pengelolaan anggaran daerah. Langkah-langkah ini penting untuk mengembalikan kepercayaan publik yang telah lama tergerus.

Tantangan Menuju Pemerintahan Bersih

Meski komitmen untuk memerangi korupsi telah dicanangkan, tantangan besar masih menghadang. Gus Muhdlor harus menghadapi tekanan politik dari berbagai pihak yang memiliki kepentingan tertentu, termasuk dari dalam birokrasi itu sendiri. Selain itu, keberhasilannya juga sangat bergantung pada dukungan masyarakat, lembaga penegak hukum, dan media dalam mengawal setiap langkah kebijakan.

Penutup: Pelajaran dari Masa Lalu untuk Masa Depan

Dari era Saiful Ilah hingga Gus Muhdlor, dinamika politik di Sidoarjo menunjukkan betapa sulitnya melepaskan diri dari warisan gelap korupsi. Namun, sejarah juga memberikan pelajaran bahwa perubahan selalu mungkin terjadi dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang solid dari semua pihak.

Sidoarjo, sebagai kabupaten yang memiliki potensi besar, membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cakap secara administratif, tetapi juga memiliki integritas tinggi. Masyarakat berharap bahwa Gus Muhdlor dapat menjadi simbol perubahan yang nyata, membawa Sidoarjo keluar dari bayang-bayang korupsi menuju masa depan yang lebih bersih dan berdaya saing. Waktu akan menjadi saksi apakah harapan ini dapat diwujudkan atau kembali terhenti di tengah jalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun