Mohon tunggu...
Adol Frian Rumaijuk
Adol Frian Rumaijuk Mohon Tunggu... Jurnalis - Berjuang demi sesuap nasi

Jolma na pogos alai mamora di roha

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Ajari Orang Batak Bagaimana Cara Menghargai Orang Lain

3 September 2019   09:54 Diperbarui: 3 September 2019   09:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bapak-bapak profokator yang terhormat, ingatkah kalian kalau kami melakukan hajatan atau pesta? Kami akan siapkan tempat khusus bagi kalian. Pernahkan kalian berfikir sama dengan kami, saat kalian hajatan akan mempersiapkan khusus bagi kami? Kami tidak lupa agama kami saat memeprsiapkan tempat bagi kalian, kami bukan berarti ingkar dengan agama kami memberi ruang bagi kalian.
Hei, kalian juga keluarga Bangso Batak, tidak saya persoalkan apa agamamu, tapi sadarlah, tatanan kekerabatan kita akan jauh lebih mempererat tali silaturahmi diantara kita daripada agama kita ini. Biarlah agamaku menjadi agamaku, agamamu menjadi agamamu, tapi bangsoku adalah bangsomu, batak.

Bagaimana yang dituliskan Toga Nainggolan lewat akunt twitternya @TogaMD pada 2 Sept 2019 'Mengapa aku yg berhati gemulai ke hewan ini *autokeplak* tega menyembelih hewan dan bisa masak besar? Dipaksa Bapak. Soalnya, pesta org Kristen di kampung kami bisa "bermasalah" jika takada muslim yg bisa memotong/memasak. Saat manortor, kadang tak ingat siapa beragama apa."

Nah, kini muncul pula lah sosok Asisten Administrasi Umum dan Aset Pemprov Sumut, M Fitriyus yang berniat memberikan klarifikasi bahwa Pemprov Sumut tidak memaksudkan konsep wisata halal yang dalam persepsi mengislamkan kawasan Danau Toba. Namun lebih pada ketersediaan tempat-tempat halal bagi wisman Muslim tanpa menghilangkan adat dan budaya di kawasan Danau Toba (Medanbisnisdaily.com, 31 Agustus 2019). Guru Kencing Bediri, Murid Kencing Berlari. Menambah susana semakinn rancu.

Sesungguhnya, kembali kepertanyaan itu, dimana daerah wisata menerapkan halal-halalan itu sukses?  Amerika, di Eropa, di Australia?

Semestinya pemerintah provinsi harus memberikan penjelasan yang lebih transfaran. Dimana letak konsepnya, supaya tidak menimbulkan huru hara. Kemudian, agar Gubernur juga semakin bijak menggunakan bahasa, kesempatan dalam menyampaikan konsep. Karena sejak awal kita pahami sendiri kalau Sumut seolah di bagi kelas akhir-akhir ini. Kami seolah tidak dianggap.

Mari belajar tahu diri lah, apakah saya ini layak mengucapkan ini, apakah akan menambah kondusifitas? Horas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun