Bapak-bapak profokator yang terhormat, ingatkah kalian kalau kami melakukan hajatan atau pesta? Kami akan siapkan tempat khusus bagi kalian. Pernahkan kalian berfikir sama dengan kami, saat kalian hajatan akan mempersiapkan khusus bagi kami? Kami tidak lupa agama kami saat memeprsiapkan tempat bagi kalian, kami bukan berarti ingkar dengan agama kami memberi ruang bagi kalian.
Hei, kalian juga keluarga Bangso Batak, tidak saya persoalkan apa agamamu, tapi sadarlah, tatanan kekerabatan kita akan jauh lebih mempererat tali silaturahmi diantara kita daripada agama kita ini. Biarlah agamaku menjadi agamaku, agamamu menjadi agamamu, tapi bangsoku adalah bangsomu, batak.
Bagaimana yang dituliskan Toga Nainggolan lewat akunt twitternya @TogaMD pada 2 Sept 2019 'Mengapa aku yg berhati gemulai ke hewan ini *autokeplak* tega menyembelih hewan dan bisa masak besar? Dipaksa Bapak. Soalnya, pesta org Kristen di kampung kami bisa "bermasalah" jika takada muslim yg bisa memotong/memasak. Saat manortor, kadang tak ingat siapa beragama apa."
Nah, kini muncul pula lah sosok Asisten Administrasi Umum dan Aset Pemprov Sumut, M Fitriyus yang berniat memberikan klarifikasi bahwa Pemprov Sumut tidak memaksudkan konsep wisata halal yang dalam persepsi mengislamkan kawasan Danau Toba. Namun lebih pada ketersediaan tempat-tempat halal bagi wisman Muslim tanpa menghilangkan adat dan budaya di kawasan Danau Toba (Medanbisnisdaily.com, 31 Agustus 2019). Guru Kencing Bediri, Murid Kencing Berlari. Menambah susana semakinn rancu.
Sesungguhnya, kembali kepertanyaan itu, dimana daerah wisata menerapkan halal-halalan itu sukses? Â Amerika, di Eropa, di Australia?
Semestinya pemerintah provinsi harus memberikan penjelasan yang lebih transfaran. Dimana letak konsepnya, supaya tidak menimbulkan huru hara. Kemudian, agar Gubernur juga semakin bijak menggunakan bahasa, kesempatan dalam menyampaikan konsep. Karena sejak awal kita pahami sendiri kalau Sumut seolah di bagi kelas akhir-akhir ini. Kami seolah tidak dianggap.
Mari belajar tahu diri lah, apakah saya ini layak mengucapkan ini, apakah akan menambah kondusifitas? Horas!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H