Mohon tunggu...
Turangga Raflihuda
Turangga Raflihuda Mohon Tunggu... Jurnalis - Masih belajar menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Fisip Universitas Nasional Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Bermain bersama Gajah di Way Kambas

23 Januari 2021   15:21 Diperbarui: 25 Januari 2021   03:05 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk Mahasiswa sebenarnya hanya membutuhkan biaya Rp,15.000 / Malam, tetapi harus membutuhkan surat tujuan mereka disana. Tak banyak keliling karena sudah gelap malam dan kebetulan saya memiliki logistik makanan yang cukup, akhirnya malam hari saya hanya didalam mess, karena malam hari diluar banyak sekali babi liar yang bermunculan mencari makan.

KEADAAN DAN SUASANA

Dokpri
Dokpri
Seperti berada atau tinggal didalam hutan, terik matahari hangat begitu terasa hingga menusuk kalbu di pagi itu, menyambut pagi pertama saya di Taman Nasional Way kambas, tempat yang menawarkan kesejukan dan kehangatan dikala pagi hingga terbenam matahari. Menyaksikan indahnya pemandangan sekitar menghapus lelahnya perjalanan kemarin.

Susasana hati saya sungguh baik pagi itu, langit biru cerah ditemani Kopi Hitam di pagi hari sembari melihat gajah yang sedang makan sambil bercanda dengan temannya juga melihat rusa dari kejauhan, menjadikan pagi yang akan selalu saya kenang.

Selepas sarapan, saya langsung meghampiri pak Pal yang saat itu sedang bersama dengan Gajahnya dan ingin memandikan gajahnya, awalnya saya takut untuk menghampiri dan memegang sang gajah, tetapi atas desakan pak Pal, akhirnya saya memberanikan diri, dan saya diajak memandikan gajah langsung di kolam buatan yang sangat besar.

Dokpri
Dokpri
Saat saya memandikan gajah, datang sekumpulan mahasiswimahasiswi cantik asal Institute Pertanian Bogor yang sedang manjalankan Koas sebagai dokter hewan di Way Kambas, yang menawarkan dirinya sebagai fotografer pribad untuk saya. Dan bermain bersama dengan gajah, keliling-keliling melihat rumah sakit untuk gajah dan wahana yang ada didekat penangkaran tersebut.

Dokpri
Dokpri
Tak terasa waktu pun sudah cukup sore, Para mahasiswi ini bercerita tentang pengalaman nya selagi koas sebagai dokter hewan, mereka sudah ke berbagai taman nasional untuk belajar mengobati hewan-hewan secara langsung, mereka pernah merawat kuda, sapi jerapah dan sebagainya.

Ada satu anak gajah yang punya belalai pendek sedang dirantai di samping sebuah pohon. saya karena masih kecil, belalainya masih pendek. Rupanya, gajah ini cacat. Belalainya putus saat ketemu perambah di hutan. 

Kata Pak Sukowiyono, pawang gajah yang saya temui, gajah kecil ini tak sengaja tersesat di hutan dan ketemu perambah hingga belalainya putus. Dia bukan dari pusat konservasi, masih terbilang gajah liar. Oleh sebab itu, gajah kecil itu diselamatkan, dibawa ke pusat konservasi, dan dilatih.

Malam hari, saya mencoba keluar, dan bermain bersama mbak-mbak IPB tadi, dan kembali bertemu dengan dua mahasiswa Universitas Lampung (UNILA) yang sedang melakukan pengamatan tentang kelelawar yang ada di Way Kambas ini, mereka berhasil menemukan 10 lebih spesies kelelawar yang berada di Way Kambas.

Saya juga memberanikan diri bercengkrama dengan Babi Hutan, karena saya melihat dua mahasiswa ini juga bermain dengan babi hutan, tidak seseram apa yang dibayangkan, mereka berdua malah mengejar-ngejar babi hutan yang membuat gelak tawa kami yang sedang bertukar ilmu dan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun