Dalam konteks Teori Disonansi Kognitif, penting untuk dicatat bahwa gairah untuk mengurangi disonansi dapat menyebabkan perubahan sikap atau tindakan hanya jika individu memiliki kebebasan untuk memilih. Artinya, mereka harus merasa bahwa mereka memiliki kontrol atas keputusan mereka.
Jika seseorang merasa dipaksa atau terdesak, mereka mungkin tidak merasa memiliki kebebasan untuk mengubah keyakinan atau tindakan mereka, sehingga disonansi kognitif tetap ada tanpa adanya perubahan.Â
Dalam upaya mempersuasi orang lain, pemahaman tentang Teori Disonansi Kognitif dapat membantu kita mengatasi resistensi atau penolakan yang mungkin kita hadapi. Ini membantu kita merasionalisasikan mengapa seseorang mungkin menolak pesan atau ajakan kita, dan memberikan panduan untuk strategi yang lebih efektif dalam komunikasi persuasif.Â
Dengan menggunakan pemahaman ini secara bijaksana, kita dapat menjadi komunikator yang lebih efektif dan memengaruhi perubahan positif dalam pandangan dan tindakan orang lain.
Perloff, Richard M. (2017). The Dynamics of Persuasion: Communication and Attitudes in the 21st Century, Sixth Edition. New York: Routledge
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H