Mohon tunggu...
Rangga Hilmawan
Rangga Hilmawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pemikiran adalah senjata Mematikan. Tulisan adalah peluru paling tajam

Seorang Pemuda Betawi - Sunda

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Vespa dan Kesederhanaan

7 Maret 2020   17:32 Diperbarui: 8 Maret 2020   01:55 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Vespa | Gambar oleh pixabay/schlappohr

Hampir seluruh warga Indonesia mengetahui jenis kendaraan beroda dua ini, tak terkecuali, dari anak-anak hingga orang tua, kaya hingga miskin, orang desa ataupun orang kota, dari mulai rakyat biasa sampai pejabat negara sekalipun mengetahui jenis kendaraan ini. Ketika pertama melihat, pasti akan langsung berkata, "Vespa". 

Berbeda jika kita memperlihatkan jenis motor yang lain, sepersekian detik bahkan menit akan berfikir sejenak sebelum mengucapkan jenis kendaraan yang diperlihatkan. 

Bentuknya yang khas dengan hampir seluruhnya menggunakan plat/besi serta bongsor dimensinya, dan suara khas Vespa yang berbeda dari motor 2-tak lainnya membuat keunikan sendiri dari motor yang terlahir di negara Italia tersebut.

Piaggio didirikan di Genoa, Italia pada tahun 1884 oleh Rinaldo Piaggio, awal berdirinya perusahaan ini tidak terfokuskan pada pembuatan sepeda motor jenis sekuter yang selama ini kita kenal, awal kemunculannya perusahaan ini berfokus pada pembuatan gerbong kereta, kereta api, hingga mesin berkapasitas besar. 

Memasuki era Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2 yang berkecamuk di Eropa, Rinaldo Piaggio memfokuskan perusahaannya untuk memproduksi dan menyuplai pesawat terbang hingga kapal laut untuk kebutuhan perang. 

Sekitar tahun 1943, Italia, Jerman, dan Jepang yang merupakan bentuk poros atas sekutu dinyatakan kalah setelah Jepang takluk dalam berbagai pertempuran laut dan tentara Eropa di Afrika Utara, Jerman yang juga kalah di Eropa Utara, lalu invasi sekutu ke negara Italia.

Memaksa Enrico Piaggio memutar haluan perusahaan dengan membuat moda transportasi murah meriah yang lebih dibutuhkan oleh banyak orang setelah berakhirnya perang dunia ke-2 tersebut.

Melalui rancangan design Corradino D'Ascanio lahirlaH sebuah sepeda motor yang dengan spontan diucapkan oleh Enrico Piaggio "Sembra Una Vespa" (artinya: terlihat seperti seekor lebah) sebagai pemilik perusahaan.

Vespa mulai masuk ke Indonesia pada awal tahun 1960-an, yakni vespa dengan series VBB atau yang dikenal dengan nama vespa endog (telur), karena hampir seluruh lengkungannya berbentuk bulat menonjol seperti telur.

Selain itu ada vespa yang sangat legendaris dikenal dikalangan scooteris (red: pengendara vespa) yaitu Kongo, karena sepeda motor ini diberikan sebagai hadiah dari pemerintah Indonesia kepada kontingen garuda (disingkat KONGA atau pasukan garuda) yang pada saat itu menjadi pasukan penjaga perdamaian di daerah Kongo, Afrika Tengah. 

Awal masuknya kendaraan berbentuk seperti tawon ini dapat dikatakan harganya sungguh fantastis, seharga rumah berukuran sederhana. Sehingga motor ini menjadi idaman dan primadona setiap warga, sebelum masuknya pabrikan asal jepang. 

Tahun 2000-an menjadi tahun yang kelam bagi pabrikan asal Italia ini, karena invasi besar-besaran dari pabrikan asal Jepang, harga yang murah, irit bahan bakar, ditambah sistem kredit yang bisa didapatkan dengan tanpa susah payah. 

Namun karena kecintaan terhadap kendaraan asal Italia ini, vespa hingga kini masih sering kita temui di jalan, walaupun populasinya tidak sebanyak pabrikan asal Jepang.

Jika kita berbicara vespa, maka tidak akan bisa lepas dari romantisme, modis, dan klasik. Ketiga hal ini pasti akan melekat di dalam benak setiap pecintanya. 

Bagaimana tidak, vespa selalu digambarkan dengan keromantisan, salah satu scene dalam film catatan akhir sekolah yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo, seorang guru favorit dibonceng oleh sang suami menggunakan kendaraan vespa dalam keadaan hujan gerimis dengan duduk menyamping dan payung yang dipegang untuk menjaga mereka berdua dari terpaan air hujan, atau grup band Naif dengan judul lagunya Piknik 72. 

"Pergi di hari minggu dengan pacar baru, naik vespa keliling kota sampai binaria, hatiku senang gembira."

Contoh lain dari keromantisan vespa ada pada kehidupan nyata, dimana ketika kita melihat sepasang kekasih berboncengan menggunakan vespa, dengan satu lengannya melingkar memegang pinggang sang pengendara (lelaki), pasti kita akan iri melihat keromantisan dan kesederhanaan mereka. 

Kesan modis dan klasik akan melekat secara otomatis kepada pengguna Vespa, tidak terkecuali. Bagaimana tidak, dengan hanya memakai sepatu, celana panjang, dan vest (rompi dari bahan parasut) sudah terlihat modis sekali. 

Ditambah kendaraan yang dikendarai adalah vespa yang notabene menjadi barang yang langka dengan design motor yang sederhana menjadikan pengendara terlihat modis, klasik, dan pastinya asik.

Saat ini vespa menjadi kendaraan yang langka, dengan harga jual bekas yang cukup variatif, tergantung dari kelengkapan, tahun pembuatan, dan keaslian spare parts yang melekat pada kendaraan itu sendiri. Pecinta dan populasi vespa di tanah air merupakan jumlah terbanyak kedua setelah negara kelahirannya Italia. 

Ada ratusan komunitas pecinta vespa di negeri ini dengan genre dan alirannya masing-masing, serta banyak event-event pecinta vespa, dari mulai tingkatan lokal, nasional, asia, hingga dunia. Tercatat VAC (Vespa Antique Club) merupakan pelopor dari komunitas vespa yang didirikan pada tahun 1993. 

Ada pula VCI (Vespa Club Indonesia) yang merupakan satu-satunya komunitas yang tergabung dalam VWC (Vespa World Club), Beats Boys yang dikenal dengan gaya yang nyentrik dan Mods May Days-nya, SOG (Scooter Owners Group) yang chapternya hingga keluar negeri seperti Brunei, serta masih banyak lagi komunitas pecinta vespa di Indonesia.

Walaupun berbeda komunitas, setiap pengendara vespa yang melintas di jalanan seperti punya hukum tersendiri yang tidak tersurat dalam peraturan, yakni ketika berpapasan dengan pengendara vespa lain akan saling menyapa, melemparkan senyum, berbalas klakson dan lain sebagainya. 

Walau dikenal sebagai kendaraan yang rentan dengan gejala mogok dijalan karena faktor usia kendaraan, mereka tidak terlalu risau, karena pengendara Vespa lain dengan spontan akan menyapa dan membantu sebisanya untuk memperbaiki.

"Saya pernah jalan dari Bandung ke Yogyakarta sendiri, niatnya nyusul temen yang udah disana, nah dicilacap ban luar sobek karena emang udah gundul, bingung kan nyari ban dikota orang, sekalinya ada tukang tambal ban, mereka engga nyediain ban vespa. Sekitar sejam bingung di tukang tambal ban, ada orang cilacap asli yang bawa vespa, dia berhenti tuh, terus dikasihlah sama dia ban cadangannya, kebetulan sama pakai ring (dimensi lingkaran ban) 10. Saya mau ganti pakai uang, dia gak mau. Udah gapapa, kita kan saudara se vespa katanya." Pengakuan Irwan seorang pengendara Vespa asal bandung menegaskan betapa kuat persaudaraan dikalangan scooteris (pengendara vespa) tanpa melihat latar belakang komunitas yang dia ikuti. 

Ada juga Heri pengguna vespa asal Bekasi pernah ditemani memperbaiki vespa tengah malam dalam perjalanannya sepulang kerja oleh pengendara vespa lain yang baru dikenalnya saat itu.

Romantisme diatas vespa menjadi sangat eksklusif dan tidak bisa digantikan oleh apapun, modis, dan klasik terbiaskan dalam satu kata "kesederhanaan" yang menimbulkan solidaritas tinggi diantara pengendaranya. Tidak melihat latar belakang komunitas, strata sosialnya. Jika sudah mengendarai vespa, berarti saudara selamanya.

Salam Persaudaraan, tetap patuhi aturan lalu lintas yang berlaku di Negara yang kita Cintai ini.

Rangga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun