Walaupun berbeda komunitas, setiap pengendara vespa yang melintas di jalanan seperti punya hukum tersendiri yang tidak tersurat dalam peraturan, yakni ketika berpapasan dengan pengendara vespa lain akan saling menyapa, melemparkan senyum, berbalas klakson dan lain sebagainya.Â
Walau dikenal sebagai kendaraan yang rentan dengan gejala mogok dijalan karena faktor usia kendaraan, mereka tidak terlalu risau, karena pengendara Vespa lain dengan spontan akan menyapa dan membantu sebisanya untuk memperbaiki.
"Saya pernah jalan dari Bandung ke Yogyakarta sendiri, niatnya nyusul temen yang udah disana, nah dicilacap ban luar sobek karena emang udah gundul, bingung kan nyari ban dikota orang, sekalinya ada tukang tambal ban, mereka engga nyediain ban vespa. Sekitar sejam bingung di tukang tambal ban, ada orang cilacap asli yang bawa vespa, dia berhenti tuh, terus dikasihlah sama dia ban cadangannya, kebetulan sama pakai ring (dimensi lingkaran ban) 10. Saya mau ganti pakai uang, dia gak mau. Udah gapapa, kita kan saudara se vespa katanya." Pengakuan Irwan seorang pengendara Vespa asal bandung menegaskan betapa kuat persaudaraan dikalangan scooteris (pengendara vespa) tanpa melihat latar belakang komunitas yang dia ikuti.Â
Ada juga Heri pengguna vespa asal Bekasi pernah ditemani memperbaiki vespa tengah malam dalam perjalanannya sepulang kerja oleh pengendara vespa lain yang baru dikenalnya saat itu.
Romantisme diatas vespa menjadi sangat eksklusif dan tidak bisa digantikan oleh apapun, modis, dan klasik terbiaskan dalam satu kata "kesederhanaan" yang menimbulkan solidaritas tinggi diantara pengendaranya. Tidak melihat latar belakang komunitas, strata sosialnya. Jika sudah mengendarai vespa, berarti saudara selamanya.
Salam Persaudaraan, tetap patuhi aturan lalu lintas yang berlaku di Negara yang kita Cintai ini.
Rangga