Fenomena Bahasa slang di kalangan anak muda
Pembaharuan Bahasa gaul yang berkembang
Apakah Bahasa alay atau slang dapat mempengaruhi kaidah kebahasaan? Dapatkah kita memahami Bahasa-bahasa baru? Dan apakah Bahasa slank dapat di masukan ke kbbi?
       Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antar manusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja akan tetapi, pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna tutur. Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Namun, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, Bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.
      Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian bahasa secara umum dapat didefenisikan sebagai lambang, serta pengertian bahasa menurut istilah adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang yang dihasilkan oleh alat ucap pada manusia. Menurut Pateda (1987:4) bahwa bahasa merupakan saluran untuk menyampaikan semua yang dirasakan, dipikirkan, dan diketahui seseorang kepada orang lain. Bahasa juga memungkinkan manusia dapat bekerja sama dengan orang lain dalam masyarakat. Hal tersebut berkaitan erat bahwa hakikat manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bahasa untuk memenuhi hasratnya.
Bahasa gaul, termasuk "alay", adalah fenomena yang berkembang di kalangan anak muda sebagai bentuk ekspresi diri dan identitas kelompok. Kata "alay" sendiri sering digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang berlebihan atau norak menurut standar tertentu. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah inovasi bahasa semacam ini merupakan penyimpangan dari kaidah bahasa yang baku atau justru merupakan bagian dari evolusi bahasa.
Pengaruh Bahasa Alay dan Slang terhadap Kaidah Kebahasaan
Bahasa gaul dan slang dapat mempengaruhi kaidah kebahasaan dalam beberapa cara:
1. Perubahan Kosakata : Bahasa gaul memperkenalkan kata-kata baru yang mungkin tidak ada dalam bahasa baku. Contohnya, kata "alay" yang tidak ditemukan dalam KBBI tetapi sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari.
2. Variasi Tata Bahasa : Penggunaan bahasa gaul bisa menyebabkan variasi dalam tata bahasa. Misalnya, kalimat yang tidak mengikuti struktur tata bahasa baku tetapi dipahami oleh penutur.
3. Pengaruh Terhadap Bahasa Baku : Jika digunakan secara meluas dan konsisten, bahasa gaul bisa masuk ke dalam bahasa baku. Beberapa kata slang bahkan telah diadopsi ke dalam KBBI seiring waktu.
Pemahaman Bahasa Baru
Bahasa adalah entitas dinamis yang terus berkembang. Pemahaman terhadap bahasa-bahasa baru, termasuk bahasa gaul, memerlukan:
1. Konteks Penggunaan : Memahami konteks di mana bahasa tersebut digunakan membantu dalam mengerti maknanya. Bahasa gaul sering digunakan dalam situasi informal dan antar kelompok sebaya.
2. Paparan dan Interaksi : Sering terpapar pada bahasa gaul melalui media sosial, percakapan sehari-hari, dan budaya pop dapat meningkatkan pemahaman seseorang terhadap bahasa tersebut.
3. Pembelajaran dan Dokumentasi : Dokumentasi dan pembelajaran aktif tentang bahasa baru, seperti yang dilakukan oleh linguistik modern, membantu dalam mengkaji dan memahami perubahan bahasa.
 Bahasa Slang dalam KBBI
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai otoritas leksikografi Bahasa Indonesia memiliki peran penting dalam mendokumentasikan dan meresmikan kata-kata baru, termasuk yang berasal dari bahasa slang. Proses ini melibatkan:
1. Pengamatan dan Penelitian : Kata-kata slang yang digunakan secara luas dan konsisten diamati dan diteliti oleh para ahli Bahasa.
2. Penerimaan Sosial : Kata tersebut harus diterima oleh masyarakat luas dan tidak hanya digunakan oleh kelompok tertentu saja.
3. Kesinambungan Penggunaan : Kata-kata yang menunjukkan kesinambungan penggunaan dalam jangka waktu tertentu memiliki peluang lebih besar untuk dimasukkan ke dalam KBBI.
            Bahasa gaul dan slang memang memiliki potensi untuk memperkaya bahasa, namun juga menimbulkan tantangan dalam mempertahankan kaidah bahasa yang baku. Oleh karena itu, keseimbangan antara inovasi bahasa dan pelestarian bahasa baku sangat penting untuk memastikan bahasa tetap relevan dan fungsional di berbagai konteks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H