Pada saat yang sama, Sri Lanka menempati urutan pertama sebagai negara dengan risiko resesi tertinggi dengan probabilitas 85%. Ekonom Makro Bank Mandiri Faisal Rachman menjelaskan, meski Indonesia masih jauh dari ancaman resesi, datangnya resesi global akan memberikan beberapa dampak langsung terhadap perekonomian negara.
Pemerintah
Penerimaan pemerintah dari pajak dan bukan pajak lebih sedikit. Hal ini disebabkan oleh penurunan drastis pendapatan masyarakat dan real estat, yang mengakibatkan rendahnya pajak pertambahan nilai (PPN) ke kas. Selain itu, pinjaman kepada bank asing meningkat, menyebabkan defisit anggaran pemerintah dan utang publik yang tinggi karena berkurangnya pendapatan dan meningkatnya subsidi kesejahteraan masyarakat.
Pelaku Usaha
Pada saat terjadi resesi ekonomi, harga barang dan komoditas naik, yang memaksa daya beli masyarakat turun, yang berujung pada penurunan pendapatan usaha, yang berujung pada kerugian, karena dana yang masuk tidak proporsional modal. yang diberikan.
Karyawan
Selain pemerintah dan dunia usaha, penurunan ekonomi ini juga berdampak negatif bagi karyawan. Para pekerja ini berisiko mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) karena perusahaan menutup area bisnis yang tidak menguntungkan untuk mengurangi biaya operasional. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran meningkat. Di sisi lain, ada ancaman pemotongan upah dan hak buruh lainnya bagi karyawan yang tidak dipecat.
Namun, Indonesia masih ada kesempatan untuk dapat berbenah dan mempersiapkan atas hal yang akan terjadi seperti ancaman Resesi Global pada tahun 2023 walaupun dapat dikatakan Indonesia sebagai negara ada potensi aman terhadap resesi namun hal tersebut harus dapat di antisipasi lebih awal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI