Mohon tunggu...
RANGGA BAYU SAPUTRO
RANGGA BAYU SAPUTRO Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Global 2023

12 Januari 2023   20:11 Diperbarui: 12 Januari 2023   20:25 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdasarkan pengungkapan APBN KiTa, diketahui realisasi penerimaan negara dan subsidi hingga akhir tahun Juli 2022 mencapai Rp1.550,97 triliun atau 68,44 persen dari target APBN 2022 atau meningkat 50,3 persen. . persen lebih dari bulan lalu. 

Penerimaan tersebut berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp1.028,46 triliun atau 69,26 persen dari pagu APBN 2022, dan penerimaan kepabeanan dan cukai sebesar Rp185,07 triliun atau 61,89 persen dari pagu APBN 2022.

Hal tersebut selaras dengan yang dikatakan oleh Mentri Keuangan RI, Sri Mulyani yang menyebutkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia cukup kuat dan terus meningkat dan bahkan beliau mengatakan perekonomian Indonesia telah pulih.

"Terlepas dari berbagai guncangan global tahun ini, Indonesia sebenarnya memiliki momentum pemulihan yang sangat kuat saat ini," ujarnya dalam rangkaian diskusi B20, Rabu (28/9/2022).

Lalu Sri Mulyani melanjutkan statementnya dengan mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia telah meningkat bahkan sebelum adanya pandemi.
"Dibandingkan dengan tingkat PDB sebelum pandemi, posisi kita saat ini adalah 7,1 persen lebih tinggi, artinya pemulihan ekonomi sudah tercapai," kata Sri Mulyani.

Hal tersebut tentu menjadi nafas segar bagi Indonesia karena perekonomian yang sempat terhambat pada masa pandemi kini sudah pulih bahkan dapat dikatakan akan terus meningkat sepanjang tahun 2022 kini.

Namun, tantangan bagi Indonesia tidak cukup sampai disitu dikarenakan kini perekonomian secara global sedang diancam oleh resesi global pada tahun berikutnya yaitu tahun 2023. Resesi ekonomi global ditandai dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi dunia, jatuhnya permintaan di negara maju, melemahnya harga bahan baku dan cadangan modal. 

Seperti dikutip dari CNBC Indonesia, resesi  sendiri didefinisikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam jangka waktu yang lama,  berbulan-bulan atau bahkan  bertahun-tahun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Drawati dan Bank Dunia memprediksi ekonomi global akan terjerumus ke dalam resesi pada tahun 2023. Penyebabnya adalah pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara dan konflik geopolitik yang menyebabkan fluktuasi harga pangan dunia dan komoditas energi. 

Bahkan China yang saat ini dapat dikatakan menjadi negara dengan ekonomi terkuat setelah Amerika Serikat pun tak dapat berkutik dengan adanya ancaman resesi global tersebut yang ditandai dengan Ekonomi Negara Tirai Bambu tersebut tumbuh 0,4% pada kuartal II-2022 (year-on-year / YoY), jauh lebih rendah dibandingkan 4,8% pada kuartal I-2022.

Menurut survei, Indonesia berada di urutan ke-14 dari 15 negara Asia dengan probabilitas penurunan ekonomi sebesar 3 persen. India paling kecil kemungkinannya mengalami resesi dengan peluang 0%. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun