Generasi milenial adalah generasi yang lahir pada rentang tahun 1981 hingga 1996. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah generasi milenial di angkatan kerja Indonesia pada tahun 2023 adalah sebesar 25,87%. Jumlah ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan generasi lainnya, yaitu generasi Z (27,94%) dan generasi X (46,2%).
Generasi milenial tumbuh dan berkembang di era teknologi dan informasi, sehingga generasi ini memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Beberapa karakteristik khas dari generasi milenial adalah:
- Fokus pada tujuan dan prestasi
- Percaya diri dan mandiri
- Kemauan belajar dan berkembang
- Berorientasi pada teknologi
- Mencari makna dan tujuan dalam pekerjaan
Alasan-alasan untuk lebih memperhatikan generasi milenial
Terdapat beberapa alasan mengapa perlu memperhatikan generasi milenial dalam konteks kerja, diantaranya adalah:
- Generasi milenial memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dan pembaharu di masa depan. Generasi ini tumbuh dan berkembang di era teknologi dan informasi, sehingga mereka memiliki skill dan knowledge yang mumpuni. Generasi ini sangat memiliki jiwa Self- Development yang tinggi.
- Generasi milenial memiliki peran penting dalam kemajuan organisasi. Mereka adalah generasi yang inovatif dan kreatif.
- Generasi milenial memiliki gaya kerja yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Mereka lebih menyukai lingkungan kerja yang fleksibel dan inklusif. Mereka juga lebih mengutamakan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi (Work Life-Balance).
Isu-isu yang kerap hadir terhadap generasi milenial di tempat kerja
Profesor Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen terkemuka, menyebutkan bahwa generasi milenial merupakan "generasi stroberi". Pandangan beliau mengacu pada karakteristik milenial yang dianggap lemah lembut dan mudah terluka.
Menurut penulis, generasi milenial memang memiliki karakteristik yang berbeda dari generasi-generasi sebelumnya. Namun, stereotip negatif yang sering dikaitkan dengan generasi milenial tidak sepenuhnya benar.
Karakteristik milenial yang lebih mementingkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, lebih suka bekerja di lingkungan yang kolaboratif, dan lebih menyukai pekerjaan yang memberikan makna, sebenarnya dapat menjadi kekuatan bagi organisasi.
Karakteristik-karakteristik tersebut dapat mendorong milenial untuk bekerja lebih produktif dan kreatif. Milenial juga dapat menjadi aset penting bagi organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan inklusif.
Fenomena generasi milenial di tempat kerja dan dampaknya
Fenomena generasi milenial di tempat kerja memang tidak selalu positif. Milenial sering dianggap sebagai generasi yang mudah berganti pekerjaan (job hopping). Hal ini dapat berdampak pada turnover rate yang tinggi di perusahaan.
Namun, fenomena ini tidak terjadi di semua sektor. Milenial di sektor pemerintahan cenderung memiliki fenomena yang berbeda.
Budaya organisasi di lingkungan pemerintahan yang lebih hierarkis dan konservatif, orientasi pekerjaan yang lebih mengutamakan pelayanan masyarakat, dan sistem rekrutmen dan seleksi yang lebih selektif, dapat menjadi faktor yang mendorong milenial untuk bertahan di lingkungan pemerintahan.
Dampak yang dihadirkan oleh generasi milenial di lingkungan pemerintahan sampai saat ini masih cukup baik dalam mendukung tugas pokok dan fungsi. Milenial dapat meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat, mendorong dan mewujudkan inovasi, serta meningkatkan efisiensi.
Kepemimpinan seperti apakah yang sesuai untuk memimpin generasi milenial?
Kepemimpinan yang sesuai untuk memimpin generasi milenial harus pemimpin yang memiliki tiga unsur, yakni demokratis, kolaboratif, dan adaptif. Ketiga unsur tersebut sangat mengakomodir generasi milenial dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki, dan akan berdampak pada kinerja yang positif pada organisasi.
Menurut penulis, jenis kepemimpinan yang mengakomodir ketiga unsur di atas adalah Transformational Leaderships. Gaya kepemimpinan transformasional bersifat inspirasional dan memiliki warna serta pengaruh pemimpin yang cukup kuat pada bawahannya. Pemimpin transformasional memiliki visi yang jelas, memotivasi dan mendorong pengikut mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka. Mereka mendorong perubahan positif, membangun hubungan yang kuat, dan mendorong inovasi.
Alasan penulis memilih Transformational Leaderships sebagai gaya kepemimpinan yang sesuai dengan generasi milenial adalah:
- Gaya kepemimpinan transformasional sangat relevan untuk mendorong seluruh unsur operasional terutama unsur dari yang tergolong generasi milenial dalam menjalankan tugasnya.
- Visi yang jelas dari seorang pemimpin dapat menggiring bawahan serta masyarakat untuk menjalankan misinya.
- Milenial merupakan generasi yang akrab dengan media sosial. Dengan menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, pemimpin dapat memanfaatkan media sosial untuk membangun hubungan dengan bawahan dan masyarakat.
Kesimpulan
Generasi milenial adalah generasi yang memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dan pembaharu di masa depan. Organisasi perlu memperhatikan karakteristik milenial dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai untuk mendorong milenial untuk bekerja lebih produktif
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI