Mohon tunggu...
Rangga Aris Pratama
Rangga Aris Pratama Mohon Tunggu... Buruh - ex nihilo nihil fit

Membaca dan menulis memiliki kesatuan hak yang sama, seperti hajat yang harus ditunaikan manusia setelah makan dengan pergi ke toilet setiap pagi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Doa Nenek Moyang

15 April 2022   19:34 Diperbarui: 16 April 2022   22:45 890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berdoa. (sumber: unsplash.com/@dani_franco)

***

atsar.id
atsar.id

"Anakku jadilah bapak yang baik bagi cucu kami, bukan dengan cara yang lumrah, namun dengan cara yang baik."

Sebab lumrah itu bikinan manusia, sedangkan baik adalah tuhan yang menetapkan, semenjak sebelum adam turun ke bumi.

Berbaktilah pada yang kekal dan kekal-lah dalam kebaktian itu sendiri. 

Tuhan maha kekal sedangkan manusia hanya tawakal.

Tidak apa sebentar gusar asal tetap berpedoman pada akal.

Wahai anak-ku, kami tidak lagi berdaya memberimu bekal, sudah selayaknya kalian menjaga ikhrar.

Yang terjadi terjadilah, yang kau punya perjuangkanlah, yang kau ingin upayakanlah.

rasa aman, perut kenyang dan kenyamanan".

Mereka keluar dari pekuburan yang dingin dan sunyi. Melihat cucunya dalam rengkuhan istri dari anaknya. Hanya melihatnya tanpa mampu berbuat apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun