Mohon tunggu...
Randy Ungaro
Randy Ungaro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

healtyoutsidebrokeninside

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Durjana Cinta

12 Agustus 2011   07:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:52 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika itu malam minggu,suatu waktu yang ditunggu pasangan yang dimabuk cinta

Mendambakan tawa canda,peluk mesra,dan ciuman penuh cinta

Hati selalu berbunga-bunga saat menyambut hari itu,malam minggu

Bersiap mandi dan berpakaian rapi sembari menenteng buket bunga bertuliskan I LOVE YOU

Begitu menikmati perjalanan dari rumahku menuju rumah dia

Kala macet dan sopir angkot yang ugal-ugalan pun aku sambut dengan sepenuh hati

Kilometer panjang dengan aral rintang seperti itu tak menyurutkan nyali

Makin dekat menuju rumahnya hatiku makin senang dibuatnya

Tapi...

Saat itu berbeda dengan malam minggu yang sudah-sudah

firasatku mengatakan ada yang ganjil dan aneh

tapi kutepis semua itu dengan rasa cinta dan kangen karena sudah seminggu tak jumpa

masih berbunga-bunga dan senang hati ini tak sabar bertatap muka

Lalu...

kami berdua duduk berdampingan,aku memberikan buket bunga

dengan lembut dia menyambutnya lalu meletakkan dipangkuannya

terlihat jelas parasnya yang cantik

Kemudian hening...

aku mencoba memecah dengan memulai percakapan

dia masih terdiam

aku berusaha mencari tahu dan bertanya "kok diem aja??kenapa?"

dia hanya berucap "kita udahan aja yah,putus!"

aku terpatri

berusaha bertanya "kenapa??alasannya apa??"

dia menjawab "gak ada apa-apa kok,cuma udah cukup aja"

aku masih terdiam terpatri

dia berdiri dari tempat duduknya sembari berkata "waktuku nggak banyak,makasih ya udah dateng"

dia berlalu meninggalkanku diteras rumahnya,dia menutup pintu rumahnya dan hatinya

aku terhuyung menuju motor,tiba-tiba pandanganku kosong,perasaanku tak jelas

kubawa motor mengelilingi kota,menghabiskan sisa bensin dan air mata

Hari Esoknya...

kucoba menanyakan sekali lagi apa yang terjadi

SMS yang tak dibalas,telepon yang berkali-kali ditolak,pagar rumah yang dikunci gembok

ini ternyata yang namanya patah hati

aku berusaha menghilangkannya tapi tak kuasa

aku berusaha melupakannya

berat memang tapi aku harus mencoba

Satu bulan setelah itu...

aku melihat dia bersama lelaki lain,bercanda tawa,berpelukan mesra,dengan ciuman penuh cinta

...

oh aku mengerti sekarang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun