Semut-semut itu membawa apapun yang mereka temukan sebagai bahan makanan ke sarang. Berbaris rapi dan tidak berebutan. Mereka begitu kooperatif, berkolaborasi membersihkan bangkai kadal gurun yang mati entah karena apa.
Lara menikmati semuanya seperti balita pada umumnya menonton film animasi di televisi. Ia suka sains, ilmu pengetahuan alam. Ia tak suka ilmu pengetahuan sosial.
Mengapa? Karena ia tak pernah suka pada manusia!
Bahkan hingga kini, Lara tak ingin berkencan dengan pria, walaupun banyak pemuda yang menyukainya karena ia berkembang menjadi sosok yang sangat cantik menawan. Umurnya sudah 26-an tahun, namun tak ada yang berani dekat-dekat.
Profesinya yang agak mengerikan sedikit membuat orang bergidik. Ia akrab dengan mayat dan kematian, seorang ahli forensik. Di waktu luang, ia sering menghabiskan waktu berburu hewan-hewan kecil, yang ia akan kuliti dengan senang hati untuk diawetkan. Seorang taksidermis.
Ia hanya menjualnya di situs online atau memajangnya di rumah tua kecil 'bekas milik seseorang' yang dibelinya, kini ia miliki sendiri, masih tak jauh-jauh dari panti asuhan tempatnya dahulu tinggal selama belasan tahun.
Lara yang berhati dingin hingga saat ini tak memiliki siapa-siapa, sahabat, pacar dan hubungan pribadi. Sehari-harinya, ia melakukan semuanya sendiri saja...
Hingga hari itu tiba.
"Lara Samsara!" panggil seseorang di depan rumahnya, "Ada surat untukmu!"
Bapak petugas pos itu tahu, Lara takkan menyahut. Petugas itu sudah tua sekali dan ia tahu betul gadis yang gemar berbusana hitam-hitam itu takkan menyahut bila dipanggil.
Namun pagi hari di akhir pekan berangin itu, saat Lara masih asyik membersihkan tubuh hewan gurun kecil semacam reptil yang sedang diawetkannya, ia menoleh dan keluar juga dari rumah.