Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cursed Season 2: Lara Episode 1

6 Oktober 2023   08:44 Diperbarui: 6 Oktober 2023   08:48 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Lara Samsara!"

Gadis berumur kira-kira 27 tahun itu menoleh, "Huh, siapa itu?"

Ia tak suka pada nama itu, nama tak jelas yang diberikan oleh kedua orangtua yang tak pernah dikenalnya. Orangtua yang konon meninggalkannya begitu saja di sebuah panti asuhan terpencil di pelosok Evermerika. Padahal konon ibunya adalah seorang sosialita dari keluarga ternama dan ayahnya adalah seorang bangsawan Everopa.

Lara tak suka arti namanya. Dalam Bahasa Ever, namanya berarti Duka dan Sengsara, Ia tak tahu mengapa ia dahulu dinamai demikian. Namun seiring waktu, ia bisa mulai 'menerima' namanya.

Kebanyakan anak-anak yatim piatu di panti asuhan tempatnya dulu dibesarkan, tidaklah bernama. Hingga dinamai oleh para pengasuh atau orangtua angkat yang memilih mereka untuk dijadikan anggota keluarga baru. Hanya Lara yang sudah diberi nama, jadi pihak panti asuhan tak ingin menggantinya begitu saja tanpa amanah.

Lara kecil cukup cantik, dengan mata biru yang indah dan wajah yang manis dan menarik. Namun entah mengapa, tak satu pasangan calon orangtua angkatpun yang menginginkannya. Mereka selalu memilih anak-anak balita lain hingga akhirnya Lara tertinggal sendirian.

Bahkan hingga Lara dewasa, ia tak juga bisa meninggalkan panti asuhan yang berada di tengah daerah terpencil itu, hingga masa kuliahnya tiba.

Beruntungnya ia, memiliki dana yang konon 'dikirimkan' oleh ibunya.

Siapa ibunya? Tak ada orang masa kini yang tahu dan tak pernah ada pengasuh panti asuhan yang ingin menyebutkan namanya.

Lara semenjak kecil entah mengapa, sangat tertarik dengan satu hal yang dianggap tabu dan mengerikan oleh banyak orang: 'Kematian'. Ia suka pergi sendirian jauh ke tempat-tempat aneh di padang gurun gersang sekitar tempat ia diasuh dan dibesarkan, kadang hingga para pengasuh kerepotan mencarinya. Hingga senja hampir menjelang malam, mereka menemukan Lara sedang berjongkok, asyik mengorek-ngorek bangkai seekor kadal gurun yang sedang dibongkar oleh ribuan kawanan semut.

Semut-semut itu membawa apapun yang mereka temukan sebagai bahan makanan ke sarang. Berbaris rapi dan tidak berebutan. Mereka begitu kooperatif, berkolaborasi membersihkan bangkai kadal gurun yang mati entah karena apa.

Lara menikmati semuanya seperti balita pada umumnya menonton film animasi di televisi. Ia suka sains, ilmu pengetahuan alam. Ia tak suka ilmu pengetahuan sosial.

Mengapa? Karena ia tak pernah suka pada manusia!

Bahkan hingga kini, Lara tak ingin berkencan dengan pria, walaupun banyak pemuda yang menyukainya karena ia berkembang menjadi sosok yang sangat cantik menawan. Umurnya sudah 26-an tahun, namun tak ada yang berani dekat-dekat.

Profesinya yang agak mengerikan sedikit membuat orang bergidik. Ia akrab dengan mayat dan kematian, seorang ahli forensik. Di waktu luang, ia sering menghabiskan waktu berburu hewan-hewan kecil, yang ia akan kuliti dengan senang hati untuk diawetkan. Seorang taksidermis.

Ia hanya menjualnya di situs online atau memajangnya di rumah tua kecil 'bekas milik seseorang' yang dibelinya, kini ia miliki sendiri, masih tak jauh-jauh dari panti asuhan tempatnya dahulu tinggal selama belasan tahun.

Lara yang berhati dingin hingga saat ini tak memiliki siapa-siapa, sahabat, pacar dan hubungan pribadi. Sehari-harinya, ia melakukan semuanya sendiri saja...

Hingga hari itu tiba.

"Lara Samsara!" panggil seseorang di depan rumahnya, "Ada surat untukmu!"

Bapak petugas pos itu tahu, Lara takkan menyahut. Petugas itu sudah tua sekali dan ia tahu betul gadis yang gemar berbusana hitam-hitam itu takkan menyahut bila dipanggil.

Namun pagi hari di akhir pekan berangin itu, saat Lara masih asyik membersihkan tubuh hewan gurun kecil semacam reptil yang sedang diawetkannya, ia menoleh dan keluar juga dari rumah.

"Ada apa, Pak?"

Petugas itu terperangah dengan penuh keheranan. Tak biasanya ia mendengar suara Lara yang ternyata tak seseram penampilannya. Bahkan cenderung muda, merdu dan ramah walau sedikit 'gelap' alias misterius.

"Ada surat dari sebuah alamat mencurigakan, namun ini untukmu, Nona!" petugas itu menyerahkan sebuah amplop besar cokelat.

Lara berlambat-lambat membawanya masuk, berpaling dan bahkan lupa mengucapkan terima kasih. Dan petugas itu sudah sangat maklum, hanya bisa manggut-manggut.

Ia berlalu sambil membatin, 'Gadis cantik misterius yang aneh. Kalau saja ia bisa sedikit lebih terbuka dan hangat, tentu banyak yang akan menjadi temannya!' "Well, okay, Miss, your welcome..

Lara bergegas merobek sampul cokelat yang isinya cukup tebal itu.Ia menemukan banyak sekali dokumen-dokumen, foto, surat-surat yang dikirimkan oleh seseorang...

Yang mengaku sebagai ibunya...

Bernama Hannah Miles.

Bersambung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun