Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 106: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

22 Agustus 2023   10:19 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:20 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku akan ke puri sekarang mengantarkan surat ini! Kau jangan kemana-mana dulu!"

"Hei, Earth, apa yang kau..." Emily terkejut dengan apa yang Earth selanjutnya lakukan. Pemuda itu mengambil tali tambang yang sangat kuat lalu mengikatkan tubuh Emily ke sebatang pohon. Dipastikannya tambang itu cukup kuat, takkan mudah terlepas.

"Kau di sini saja agar aku yakin kau takkan kabur dan malah memihak Ocean dan Sky. Aku berangkat dulu!"

Pemuda itu sekali lagi mengecup bibir Emily sepintas saja, seakan ia memberi kode bahwa ia akan segera kembali.

"Uhh, Earth... kau tak boleh ke sana, kau dalam bahaya besar..." Emily berteriak mencoba menahan, namun pemuda liar itu sudah pergi jauh, tentunya tak lupa membawa Pedang Terkutuknya.

Sky yang masih mengembara dan belum menemukan petunjuk apa-apa tetiba merasa ingin buang air kecil. Ditambatkannya kuda hitamnya dan segera mencari pohon tak jauh dari situ untuk melampiaskan panggilan alamnya.

Sky tak tahu bila seseorang berpedang sedang berjalan ke arah dimana ia dan kudanya berada.

Earth yang mendadak muncul mengejutkan hewan berkaki empat itu, dan sang kuda meringkik keras. Sky di ujung sana terkejut namun belum selesai menuntaskan hajatnya.

Ringkikan kudanya begitu keras, beberapa kali terdengar suara perlawanan, lalu hening.

"Huh, apa yang terja... di?" pemuda itu tadi merasa terganggu, lalu segera kembali ke tempat tunggangannya berada, "A, a, apaaaa?"

Hewan malang itu tergeletak kejang-kejang pada ujung detik-detik terakhir ajalnya. Darah, darah di mana-mana. Sky panik, hanya bisa menatap tak berdaya kuda tunggangannya meregang nyawa, yang tak lama kemudian mati dalam tangannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun