"Aku akan ke puri sekarang mengantarkan surat ini! Kau jangan kemana-mana dulu!"
"Hei, Earth, apa yang kau..." Emily terkejut dengan apa yang Earth selanjutnya lakukan. Pemuda itu mengambil tali tambang yang sangat kuat lalu mengikatkan tubuh Emily ke sebatang pohon. Dipastikannya tambang itu cukup kuat, takkan mudah terlepas.
"Kau di sini saja agar aku yakin kau takkan kabur dan malah memihak Ocean dan Sky. Aku berangkat dulu!"
Pemuda itu sekali lagi mengecup bibir Emily sepintas saja, seakan ia memberi kode bahwa ia akan segera kembali.
"Uhh, Earth... kau tak boleh ke sana, kau dalam bahaya besar..." Emily berteriak mencoba menahan, namun pemuda liar itu sudah pergi jauh, tentunya tak lupa membawa Pedang Terkutuknya.
Sky yang masih mengembara dan belum menemukan petunjuk apa-apa tetiba merasa ingin buang air kecil. Ditambatkannya kuda hitamnya dan segera mencari pohon tak jauh dari situ untuk melampiaskan panggilan alamnya.
Sky tak tahu bila seseorang berpedang sedang berjalan ke arah dimana ia dan kudanya berada.
Earth yang mendadak muncul mengejutkan hewan berkaki empat itu, dan sang kuda meringkik keras. Sky di ujung sana terkejut namun belum selesai menuntaskan hajatnya.
Ringkikan kudanya begitu keras, beberapa kali terdengar suara perlawanan, lalu hening.
"Huh, apa yang terja... di?" pemuda itu tadi merasa terganggu, lalu segera kembali ke tempat tunggangannya berada, "A, a, apaaaa?"
Hewan malang itu tergeletak kejang-kejang pada ujung detik-detik terakhir ajalnya. Darah, darah di mana-mana. Sky panik, hanya bisa menatap tak berdaya kuda tunggangannya meregang nyawa, yang tak lama kemudian mati dalam tangannya.