Sky menambahkan, "Emily bukan milik siapa-siapa. Ia bebas untuk memilih siapa saja. Kak, bahkan kau telah merusak citra baikmu malam itu. Mungkin ia takkan memilihmu pada akhirnya."
Perkataan Sky itu mengejutkan Ocean, "Kau tidak mendukungku? Apakah kau lebih setuju bila Emily dimiliki oleh adik bungsu yang hilang itu? Orang yang sudah menipu kita dan malah ingin mengakhiri hidup kita berdua?"
"Izinkan aku berterus terang, Kak. Kau selama ini kuanggap sebagai pengambil keputusan dan juga seorang pemimpin yang baik. Namun bila aku harus jujur, baik kau maupun Earth takkan pernah akan bisa membahagiakan Emily dengan semua romantisme maupun usaha yang menggoda. Gadis itu akhirnya akan memilih satu dari antara kita bertiga yang selama ini selalu netral dan bersahabat dengannya. Aku."
Pengakuan Sky itu sungguh di luar ekspektasi Lilian dan Ocean, "Sky, adikku, kau juga mencintai Emily?" tanya Ocean, nada bicaranya seakan-akan berharap Sky hanya bercanda saja.
"Sky, jadi kau juga? Apa yang membuatmu begini? Rasa iri atau hanya ikut-ikutan belaka, Nak?" Lilian bertambah cemas, apalagi mengingat Earth yang belum lama ini mengakui perasaannya kepada Emily.
"Ya, aku tak sejujur atau sebejat kalian, Ocean si Serba Hebat dan Earth si Penipu dan Pencuri Pedang Terkutuk. Namun aku akan mencoba membahagiakannya!" Sky kelihatan gusar, "Besok pagi-pagi sekali akan kukelilingi pulau ini untuk mencari petunjuk di mana Emily berada, kalian boleh tetap di sini dan aku yang membereskan segalanya."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H