***
Di luar sana, Lilian dan Sky menunggu dalam keheningan. Melihat Lilian yang gelisah, Sky yang sedari tadi juga ingin menanyakan sesuatu, segera mengutarakan keingintahuannya.
"Sebenarnya Zeus ayah kami memang belum mati, bukan? Ocean telah melihat kuburannya yang kosong. Dan semalam kami berdua berjumpa dengan sosok yang menyebut nama-nama kami di Lorong Bawah Tanah."
Lilian menghela napas panjang. "Memang ia diklaim Hannah sudah mati saat aku tiba di puri pada hari terakhir ia dinyatakan hidup. Sebenarnya setelah Florence tiada ia banyak mengandalkan obat-obat penenang yang spesial didatangkan dari kota. Tapi menurut Hannah hari itu ia mengalami overdosis karena percobaan bunuh diri. Hannah yang adalah kepala pelayan tak mengizinkanku mengusur jenazah. Maka kami memakamkannya begitu saja di sebelah makam Florence. Aku tak tahu kemana Hannah membuang tubuh Zeus. Bila ia belum mati, maka itu adalah keajaiban. Tidak... itu adalah kekuatan sebuah kutukan."
"Berarti memang yang kutembak waktu itu adalah ayah kami! Mungkinkan makhluk yang berhasil masuk ke dapur puri adalah... ayah?" Sky sangat ingin kembali ke puri dan turun lagi ke bawah sana. Untuk menuntaskan semua ini sebelum berubah menjadi bencana!
"Jangan, jangan pergi dan ganggu Zeus, seandainya ia masih hidup." pinta Lilian. "Hannah dan Zeus tak boleh sampai bertemu, apalagi bila Pedang Terkutuk itu hadir di antara mereka berdua. Kurasa arti dari 'lindungi satu dan dua' artinya bila 'tiga' hadir, maka akan ada yang harus mati." Lilian berkata-kata lirih, berusaha mengambil kesimpulan.
"Atau juga bisa berarti aku dan Ocean tak boleh dipertemukan dengan Earth." Sky mengambil kesimpulannya sendiri. "Pada hari ulang tahun kami, katanya akan terjadi sesuatu."
"Kalau begitu, menurutku sebaiknya kita tak mencari masalah, jangan coba-coba untuk menemukan atau bertemu dengan mereka pada tanggal itu, bila tak ingin kutukan Zeus menjadi kenyataan." pendapat Lilian lagi,
"Dan satu lagi, kurasa Ocean sedikit terlihat aneh hari ini. Aku khawatir ia sedang kurang sehat..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H