Sementara itu, Ocean yang masih terperangkap di Lorong Bawah Tanah perlahan-lahan tapi pasti menemukan kekuatannya kembali untuk mencari jalan keluar sekali lagi. Dengan sebuah kain tua yang ia berhasil temukan, dibungkusnya semua bahan makanan dan minuman yang tersisa dan membawanya sebagai bekalnya. Sekali lagi mencoba bertahan sambil merenungkan, betapa hidup dalam bayang-bayang seperti ini bisa mengubah hidup seseorang seperti dirinya.
Sebelumnya merasa segalanya cenderung mudah, namun di bawah sini, penderitaan dan kekhawatiran menjadi nyata. Ocean yang dulu merasa sempurna dan hidup dalam zona nyaman, kali ini harus tertatih-tatih meraba-raba dalam kegelapan, nyaris tanpa harapan, kecuali ingatannya tentang...
'Emily...!'
Hanya gadis itu yang menjadi motivasinya untuk tetap hidup hingga saat ini. Juga rasa penasaran untuk segera menemukan semua jawaban.
'Tiga bayi. Tiga anak. Tiga saudara kembar. Earth pasti masih ada entah dimana. Aku harus menemukannya, juga siapapun yang kurasa masih hidup di bawah sini.'
Mungkin sekali ia yang membawakanku semua ini. Aku tak tahu harus berterimakasih atau bersyukur, yang jelas, dengan kekuatan ini aku akan berjalan kembali ke atas sana.
***
Sementara itu Zeus, yang juga kembali melanjutkan pengembaraannya yang tak bertepi, berusaha untuk naik lagi menuju ke dapur puri lewat rute yang ia telah ketahui.
Namun kali ini, pintu yang dituju oleh tali pemandu itu tak lagi ia bisa geser! Zeus mencoba mendorong dengan sia-sia, walau dengan segenap tenaga, ia tak berhasil membuka jalan yang telah diblokir petugas-petugas sesuai titah Sky.
Zeus merasa kesal. Bagaimanapun, harus ada jalan keluar lain! Ia bertekad takkan mau lagi berlama-lama di sini! Ia harus keluar dan segera menyelesaikan segalanya!
***
Di luar sana, Lilian dan Sky menunggu dalam keheningan. Melihat Lilian yang gelisah, Sky yang sedari tadi juga ingin menanyakan sesuatu, segera mengutarakan keingintahuannya.
"Sebenarnya Zeus ayah kami memang belum mati, bukan? Ocean telah melihat kuburannya yang kosong. Dan semalam kami berdua berjumpa dengan sosok yang menyebut nama-nama kami di Lorong Bawah Tanah."
Lilian menghela napas panjang. "Memang ia diklaim Hannah sudah mati saat aku tiba di puri pada hari terakhir ia dinyatakan hidup. Sebenarnya setelah Florence tiada ia banyak mengandalkan obat-obat penenang yang spesial didatangkan dari kota. Tapi menurut Hannah hari itu ia mengalami overdosis karena percobaan bunuh diri. Hannah yang adalah kepala pelayan tak mengizinkanku mengusur jenazah. Maka kami memakamkannya begitu saja di sebelah makam Florence. Aku tak tahu kemana Hannah membuang tubuh Zeus. Bila ia belum mati, maka itu adalah keajaiban. Tidak... itu adalah kekuatan sebuah kutukan."
"Berarti memang yang kutembak waktu itu adalah ayah kami! Mungkinkan makhluk yang berhasil masuk ke dapur puri adalah... ayah?" Sky sangat ingin kembali ke puri dan turun lagi ke bawah sana. Untuk menuntaskan semua ini sebelum berubah menjadi bencana!
"Jangan, jangan pergi dan ganggu Zeus, seandainya ia masih hidup." pinta Lilian. "Hannah dan Zeus tak boleh sampai bertemu, apalagi bila Pedang Terkutuk itu hadir di antara mereka berdua. Kurasa arti dari 'lindungi satu dan dua' artinya bila 'tiga' hadir, maka akan ada yang harus mati." Lilian berkata-kata lirih, berusaha mengambil kesimpulan.
"Atau juga bisa berarti aku dan Ocean tak boleh dipertemukan dengan Earth." Sky mengambil kesimpulannya sendiri. "Pada hari ulang tahun kami, katanya akan terjadi sesuatu."
"Kalau begitu, menurutku sebaiknya kita tak mencari masalah, jangan coba-coba untuk menemukan atau bertemu dengan mereka pada tanggal itu, bila tak ingin kutukan Zeus menjadi kenyataan." pendapat Lilian lagi,
"Dan satu lagi, kurasa Ocean sedikit terlihat aneh hari ini. Aku khawatir ia sedang kurang sehat..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H