Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 74: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

25 Juli 2023   11:20 Diperbarui: 25 Juli 2023   11:25 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Emily dan Earth tak banyak bereaksi pada keputusan Sky itu. Hanya sedikit terbetik kecemasan di hati Emily, bagaimana bila Ocean nanti tak bisa naik kembali ke atas sini? Akankah ia berhasil keluar lewat jalan lain? Akankah ia berhasil keluar hidup-hidup dari bawah sana?

'Ocean, bagaimanapun, cepatlah kembali...'

Tak lama berselang, ketiganya sudah berada di istal kuda untuk menjenguk kuda Sky yang sedang dirawat oleh Doc Lilian.

"Sky, lihat, kudamu Thunder Runner sudah mulai pulih!" Lilian menengadah, masih merawat kuda cokelat keemasan yang masih terbaring di atas jerami.

Sky datang mendekat dan berjongkok untuk membelai surai kudanya, "Hei, apa kabarmu, Buddy?"

Earth terpaku, segera mengenali bahwa kuda itulah yang ia serang dalam kegelapan saat berusaha mengambil Pedang Terkutuk!

"Mari mendekat, Kak, Thunder Runner akan sangat gembira juga dikunjungi kita semua siang ini!"

Earth maju dengan ragu dan perlahan. Ia berjongkok di sisi Sky, berusaha mengulurkan tangan ikut membelai surai kuda itu.

Namun sungguh aneh sekali!

Hewan yang masih 'shock' itu seperti tak ingin ditatap, apalagi disentuh oleh Ocean! Bahkan dalam kelemahannya, tetiba Thunder Runner menggeleng-geleng dan meringkik keras-keras.

Kilatan emosi di mata Earth muncul. Ia sadar hewan itu jelas-jelas mengenalinya sebagai sang penyerang yang malam itu telah melukai dirinya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun