Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 73 | Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

24 Juli 2023   13:02 Diperbarui: 24 Juli 2023   13:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Sementara itu, Sky yang juga lama tertidur saking lelahnya menghadapi semua kejadian semalam, mendadak terbangun, keringat dingin menganak sungai membasahi sekujur tubuhnya.

Ia seperti baru saja bermimpi buruk. Sudah sangat lama ia tak memimpikan hal-hal aneh. Namun pagi menjelang siang ini, belum lama ia seakan menyaksikan beberapa adegan seperti film yang diputar seseorang berulang-ulang kali di hadapannya tanpa ia pinta; seorang tak dikenal mengembara tanpa tujuan dalam puri. Seseorang yang berlumur lumpur hijau-cokelat kehitaman ibarat makhluk rawa dalam game-game di permainan video dan monster humanoid di film-film horor. Lalu hilangnya Ocean semalam dan ternyata masih belum kembali dengan selamat ke atas sini.

Lalu sosok Ocean yang tetiba bermesraan dengan Emily..

'Lho,' Sky tersadar, 'Bukankah kakakku itu kemarin berjumpa dengan Emily dan membawa Pedang Terkutuk?'

Mereka harus segera ditanyai, dimana mendapatkan pedang itu kembali dan apa saja yang terjadi, kemana Emily pergi selama hampir seharian dan tentunya aku harus mengabarkannya tentang sosok misterius itu.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamarnya. "Tuan Muda Sky, maaf kami mengganggu Anda, ini sangat penting." ternyata seorang petugas jaga di depan memanggil dengan nada khawatir.

"Masuklah, tak dikunci."

"Maaf, kami mencari Anda sebab Tuan Muda Ocean tak menjawab ketika kami mencoba melaporkan hal ini kepadanya." petugas itu tampak terengah-engah dengan mimik wajah khawatir. "Seseorang atau sesuatu tak dikenal tadi mengacak-acak dapur puri. Tadinya kami tak ingin melaporkan hal ini, sebab kami kira hanya hewan pengganggu. Namun karena sesuatu atau apapun itu terlalu banyak mencuri persediaan pangan dan juga bisa jadi berbahaya, kami memutuskan untuk melaporkan."

Baca juga: Please Don

"Astaga!" Sky bangkit dari ranjang. "Baiklah, aku segera ke sana! Dan aku, coba sekali lagi bangunkan Tuan Muda Ocean dan Emily juga! Mereka harus tahu dan melihat ini! Siagakan keamanan di dalam dan di luar puri! Kita harus mencari makhluk itu hari ini juga!"

Dalam hati, Sky juga tak pelak merasa curiga sekali dengan Ocean yang ia temui semalam. Mengapa ia bisa secepat itu naik sendiri, dan pakaian bergaya kuno yang ia kenakan sama sekali bukan gaya sang kakak yang elegan! Emily pun tampak santai saja walaupun ada kecemasan tersirat di wajah cantiknya!

'Huh, aku tak boleh berprasangka yang bukan-bukan, berpikir positif saja!'

***

Sementara itu Ocean yang masih tersesat di Lorong Bawah Tanah jatuh tertidur saking lelahnya di atas sebuah ranjang tua di ruangan yang ia duga penjara bawah tanah. Dengan tubuh lapar, haus dan lelah ia terjaga, senternya nyaris padam, dan ia sendiri merasa putus asa dan bingung harus berbuat apa.

Perlahan ia bangkit dan memutuskan untuk berkeliling lagi, berusaha untuk melewati dan mengingat-ingat perempatan-perempatan yang ia lalui untuk kembali ke atas.

Lalu seperti mendapatkan keajaiban, di salah satu perempatan lorong, Ocean yang nyaris putus asa itu melihat apa yang ia butuhkan.

Ini semua bukan fatamorgana, iya 'kan? - Pemuda itu melihat dengan takjub botol-botol air dan susu, roti, sayuran mentah dan buah-buahan serta daging proses untuk sarapan. Walaupun sebagian besar masih mentah, namun semua itu adalah makanan, dan juga masih baru sekali, seperti ada yang baru saja membawakannya! Belum lagi tersentuh hewan pengganggu, jadi masih sangat bersih dan aman untuk dikonsumsi!

Tanpa ragu lagi, ia mendekat dan mulai mencicipi dan akhirnya menyantap beberapa makanan dan minuman. Namun ia sadar, mungkin ia harus berhemat. Akhirnya ia pun makan dan minum sedikit saja.

Sementara pemuda kembar sulung yang kelaparan dan kehausan itu makan dan minum, diam-diam seseorang tersenyum gembira, mengawasinya dalam kegelapan.

'Anakku, memang kau anakku. Kau harus bisa keluar dari sini. Kau harus tetap hidup. Biar adik bungsu dan wanita itu saja yang terkena kutukanku.

Waktu mereka akan segera tiba'.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun