Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 50: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

11 Juli 2023   12:11 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:20 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keraguannya sekaligus mencoba untuk tetap berpikir positif dan tenang, Lilian melangkah naik menuju menara mercu suar dimana mantan sahabatnya masih terikat di sana.

Karena ruang atas mercu suar itu gelap, Lilian membawa lentera lilin ke sana, dan perlahan naik dengan sangat hati-hati.

Dan tentu saja Hannah sudah sadar kembali, matanya liar memandang Lilian sambil meronta-ronta seolah ingin lepas, tapi enggan meminta tolong.

"Aku akan memaafkanmu, karena aku bukan orang jahat, Hannah." dengan segenap keberanian yang berhasil terkumpul, Lilian mendekat dan melepaskan bebat mulut Hannah yang sudah penuh darah kering.

"Cih! Aku tak butuh mantan sahabat yang diam-diam memihak keluarga Vagano! Kau kuajak kemari karena kau sahabatku, tapi aku tak ingin kau yang sekarang!

Kau tahu, aku ingin sekali kau tak menolong kelahiran ketiga putra orang yang kau benci.

Aku ingin kau biarkan saja mereka, karena sejak Zeus mencampakkanku, baik dia maupun keluarganya adalah orang yang kubenci!"

"Tidak bisa begitu, Hannah. Aku seorang dokter, dan suka maupun tak suka, aku harus menolong semua orang maupun semua makhluk hidup. Bukan berdasarkan cinta dan benci!"

Lilian mendekat dan membukakan tambang yang mengikat Hannah. "Kurasa kau harus berusaha mengendalikan dirimu dengan baik sekarang. Kau pasti bisa. Jangan berulah lagi dan bekerjasamalah." tuturnya dengan lembut.

Hannah tadinya hendak mengamuk lagi sejadi-jadinya. Namun tiba-tiba ia mendapatkan ide yang sangat baik.

"Baiklah, Lilian. Aku akan mencoba untuk bersikap baik."

***

Sementara itu terjadi kepanikan di istal kuda. Seseorang baru saja menusuk kuda cokelat muda keemasan milik Sky, Thunder Runner, hingga terkapar dan terluka dalam cukup parah. Hewan malang itu menggelepar di sisi Silver Sea, kuda kesayangan Ocean, yang terus memperhatikan dengan waspada seolah ketakutan.

Beberapa pegawai berusaha untuk menenangkan dan mengobati kuda itu dengan pertolongan pertama seadanya, sementara Ocean dengan gundah mencari pelaku yang baru saja melakukan hal memilukan ini.

"Jangan-jangan pelakunya pembunuh yang waktu itu juga! Aku akan berkuda sendiri ke mercu suar dan membawa Doc Lilian kemari sekarang juga! Jangan sampai kuda itu mati!"

"Baik, Tuan Muda Ocean!" para pegawai menyahut sementara mereka sendiri turut merasa tak tenang.

'Pulau ini sudah berubah menjadi pulau mimpi buruk, dimana siapa saja atau apa saja bisa celaka!'

Silver Sea tadinya tak begitu bersemangat saat Ocean memasangkan pelana, malam-malam begini, hewan malang yang baru saja menyaksikan rekannya terluka parah juga tampak begitu terguncang.

"Sky bisa sangat marah dan sedih nanti bila Thunder Runner sampai mati! Kuharap Doc Lilian bisa menyelamatkan jiwanya! Awas kau, pelaku siapa saja, bila nanti tertangkap, takkan pernah kumaafkan dirimu!" Ocean menggeram kesal sambil memacu kudanya pergi menembus kegelapan malam.

Sementara itu Hannah dengan bantuan Lilian kembali duduk di ruang tamu rumah mercu suar. Hannah berusaha keras untuk menahan diri, sementara Lilian membersihkan tubuhnya, mengobati luka-luka dan menggantikan bajunya yang sudah ternoda darah.

'Kau boleh saja bersikap seperti Orang Samaria yang Baik Hati, tapi tentu saja tak bisa semudah itu memupuskan dendam laten yang membuncah bagai api dalam sekam!'

"Bagaimanapun, kembali ke jalan yang benar adalah yang terbaik dan bersama-sama menyelesaikan masalah!" ucap Lilian dengan optimis.

Namun di balik semua sikap kooperatifnya, bukan Hannah Miles namanya bila ia tak pintar memendam emosi yang bernyala-nyala...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun