"Sky, Emily!" tiba-tiba orang yang dibicarakan muncul di ambang pintu dapur, masih berlepotan tanah merah pemakaman.
"Ocean? Kok kau kotor sekali?" Sky dan Emily buru-buru menghampiri pemuda yang biasanya rapi dan tampan, namun malam itu tampak lelah dan lusuh.
"Aku menemukan sesuatu.."
"Duh, Kakak, mandi dulu.. kami memasak sup dan salad untuk makan malam. Kau tampak berantakan. Ayo." Sky buru-buru mengajak Ocean ke kamar tidurnya, "Emily, kau tunggu di sini dulu ya, dan berhati-hatilah, jangan kemana-mana sendirian dulu. Penjaga ada di setiap koridor, bila ada apa-apa carilah mereka. Satu orang berjaga di pintu ini juga!"
"Uhh, baiklah!" Emily juga cemas melihat keadaan dan kondisi Ocean yang tak seperti biasanya.
Dan tentu saja mulai saat ini semua takkan bisa seperti biasanya lagi.
Bukan hanya misteri kamar penyiksaan kosong dan raibnya Hannah. Suara itu, entah dari manusia atau hewan, bukan seperti yang mereka dengar sebelumnya.
Karena sumbernya juga dari sana dan mereka mendengar dengan begitu jelas, Emily takkan pernah bisa melupakannya.
Warna suara yang berbeda, seperti laki-laki tua atau kakek-kakek.
'Mungkinkah bukan hanya seseorang yang telah lepas itu, tapi ada orang kedua yang masih tertawan di bawah sana? Mengapa selama ini hanya ada satu suara yang kami dengar?'
Sementara itu di rumah mercu suar, Lilian dan Earth makan dalam diam. Mereka tak perduli pada Hannah yang masih terikat di lantai atas namun tak bisa lagi mengucapkan sumpah serapah.