"Aaaargh!"
Emily dan Earth tetiba mendengar raungan yang serupa seperti yang sering mereka dengar di malam hari.
Begitu dekat. Begitu nyata.
Dan tak jauh dari sini!
Ternyata... !
Â
Sementara itu, Ocean yang sedang pulang menuju ke puri dengan kudanya Silver Sea, dalam perjalanan kembalinya merasa begitu ingin sekali lagi melihat area pemakaman keluarganya, siapa tahu ia akan menemukan petunjuk lain yang terlewatkan di sana.
"Ayah dan ibuku meninggal hampir berbarengan dan juga satu makam kosong di sebelah mereka. Tapi siapa yang menggalinya, dan untuk menguburkan siapa, tak ada yang tahu. Bila Earth telah benar-benar dikremasi sejak lahir, di mana abunya ditebar atau bejana abunya disimpan? Tak ada jejak maupun petunjuk apapun selain puisi Kutukan Angka Tiga.
Ayah menulisnya seperti sebuah petunjuk akan munculnya sesuatu bila 'Tiga' muncul, harus melindungi 'Satu' dan 'Dua'
Tiga Makam. Dua terisi. Satu kosong.
Menunggu."