Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Episode 40: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

6 Juli 2023   08:44 Diperbarui: 6 Juli 2023   11:02 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila Earth tega, bisa saja ia saat itu melecehkan Emily, merudapaksanya hingga tak ada lagi sisa kemanisan dan kecantikan gadis polos dan lembut yang bisa Ocean nikmati. Lalu menginjak-injak tubuhnya hingga gadis itu berakhir tragis dalam hutan, dan jenazahnya takkan pernah ditemukan siapa-siapa.

Tapi tidak. Earth masih memiliki hati dan perasaan. Bahkan terhadap Hannah.

Pemuda itu menengadah. Ia bisa mendengar gerutuan Hannah menggema dari lantai teratas mercu suar. Sedari tadi wanita tua itu tak henti-hentinya mengutuki Lilian dengan segala sebutan paling jahat dan maki-makian paling kejam.

Maka ia mengenakan sebuah topeng algojo yang ia temukan dari koleksi lama pajangan Lilian dan mengambil selembar kain putih panjang. Dinaikinya anak tangga spiral menuju puncak mercu suar, satu demi satu, hingga maki-makian dan sumpah serapah Hannah semakin jelas.

Dan wanita tua itu kini melihat sosok tinggi kurus yang datang walau tanpa wajah. Wajahnya sendiri penuh lebam dan darah kering, serta tentu saja sebagian gigi depannya telah ompong akibat tinju Earth.

"Siapa kau? Siapa? Ocean? Sky? Aku tahu! Kalian mau menangkapku, iya 'kan? Percuma saja! Pedang itu ada! Pedang itu yang akan menghabisi kalian! Ada di istal kuda di bawah jerami! Ya, aku boleh kalian tangkap, tapi masih ada kutukan di atas kalian!"

Lalu Hannah langsung terdiam. Sekali lagi tinju Earth membungkamnya dan membuatnya pingsan. Pemuda itu segera membebat mulut Si Tua dengan rapi.

"Kau dulu membungkamku karena takut raungan dan rintihanku terdengar. Kini giliranmu yang aku bungkam dan kubiarkan menderita."

Sementara itu Ocean akhirnya berhasil masuk ke dalam rumah mercu suar setelah bersikeras melewati sosok ringkih Lilian. "Maaf, Dokter. Aku tak bermaksud kurang ajar."

Lilian membeku ketakutan. Mata biru Ocean tajam menyapu seisi ruangan melingkar yang tak bertembok itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun