Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Episode 39: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

5 Juli 2023   16:06 Diperbarui: 6 Juli 2023   13:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Lalu ia segera memacu Silver Sea, meninggalkan Emily yang masih terpana.

"Tampaknya aku harus mengalah!" Sky menyeringai nakal. "Em, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Lorong Bawah Tanah? Mumpung kakakku sedang tidak ada di sini? Sedari kecil aku sudah ingin banget main ke sana, sayangnya Hannah tak pernah mengizinkan, apalagi kakakku!"

"Oh, aku ingin, tapi aku sangat takut..." Emily bergidik teringat pengalamannya dua kali jatuh pingsan di bawah sana, lalu yang terakhir berakhir dalam keadaan sedemikian rentan.

"Jangan takut, kita akan bawa peralatan yang memadai, bila perlu juga bisa bawa tali sebagai penanda jejak untuk kita keluar nanti, bagaimana?" ajak Sky, menarik lengan Emily kembali ke puri. "Kita sarapan pagi dulu, lalu kita bersiap-siap turun ke bawah sana. Kau tunjukkan saja kira-kira pintu mana yang pernah kau lalui..."

"Oh, baiklah. Sekalian akan kutunjukkan bukti bila adik kalian betul-betul ada. Itu juga bila aku beruntung * mulai bersemangat.

Sementara itu di mercu suar, pada pagi berangin, Lilian seperti biasa membersihkan halaman depan rumahnya itu. Ia menanam beraneka tumbuhan obat dan bunga, semua sudah sering ia lakukan sebagai pengisi waktu luang.

Rumput liar yang mengganggu ia pangkas dengan sebuah gunting rumput besar dan disingkirkannya menjadi sebuah tumpukan.

Sebuah benda panjang tipis berkilau di rumput menarik perhatiannya.

"Astaga, ini yang semalam dibawa Hannah kemari, pisau yang nyaris membunuhku!"

Sementara itu Ocean dengan kudanya Silver Sea semakin mendekat.

Lilian menengadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun