Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 139)

13 Juni 2023   08:04 Diperbarui: 13 Juni 2023   08:07 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau tak pernah benar-benar peduli kepada keluarga kita, Mama! Yang selama ini kaupikirkan hanya dirimu sendiri, lalu kakakku! Sedangkan aku hanya kau anggap Barbie saja, diam dikurung tanpa bisa berbuat apa-apa!" Entah dari mana Grace bisa menyemburkan semua kata-kata yang selama ini tertahan itu, "Dan aku bukan gadis ingusan lagi. Sama seperti Orion, jika ada yang bisa kulakukan, akan kulakukan!"

Tanpa dapat dicegah oleh siapapun termasuk Rani, serta merta Grace berlari ke arah Lab Barn.

"Jangan ke sana, Nona Muda!" Staf-staf dokter Kenneth yang kelelahan dan masih dalam keadaan shock berat berusaha mencegah dengan larangan, akan tetapi percuma. Grace sudah menghilang di balik kerimbunan pepohonan di sepanjang jalan setapak menuju ke Lab Barn.

"Akan kususul dia dan kucoba untuk menyelamatkannya, Rose. Meskipun bukan kewajibanku sebagai ayahnya, aku tetap mengasihi anak itu, Rani..." Orion merasa tak punya pilihan lain lagi, ditatapnya Rani dengan mata cokelatnya yang berkaca-kaca, "seandainya ini momen pertemuan terakhir kita di dunia ini, maafkanlah aku jika aku punya kesalahan apapun terhadapmu, dan ketahuilah, aku mencintaimu!"

"Tapi, Orion..."

"Selamat... tinggal..."

***

Sementara itu, Kenneth terjaga entah di mana. "Uh, di mana aku? Aw, sakit sekali... Pasti aku semestinya sudah mati!"

Tadinya ia mengira jika ia sudah tewas dan bergabung dengan kawanan para zombie yang ingin membalas dendam karena ia tak sengaja menembak rekan mereka kemarin malam. Akan tetapi...

"Hampir saja, dan mungkin akan segera bereanimasi. Namun beruntung, aku kebetulan melihat Anda, lalu menghabiskan semua amunisi yang ada..."

Suara serak wanita tua itu mengejutkan Kenneth. Si Dokter berusaha keras bangkit dari tempatnya berbaring. Namun gagal, karena tubuhnya terikat erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun