Mungkin kita sudah bergelar S 1, 2, 3 dan mengumpulkan banyak sekali remunerasi alias pendapatan. Mungkin kita sudah masuk kategori terkenal alias famous. Tetap saja selayaknya kita stay humble. Ingatlah pada ilmu padi, kian berisi, kian merunduk.
Arogansi dan pembelaan diri seorang penulis yang sudah merasa diri profesional dalam menulis adalah sebuah hal yang sangat kekanak-kanakan, tidak memberi teladan yang baik bagi pembaca, serta tidak membuat penulis sendiri menjadi lebih hebat. Selain membuat diri sendiri terlihat tinggi hati, juga malah akan merusak citra baik diri yang selama ini sudah susah payah dibangun dan dibentuk sepenuh hati.
Kita harus belajar berbesar hati dan menjadi legawa dalam menerima kritik saran dan masukan yang memang benar-benar positif dan membangun.
Penyakit penulis selama ini, tidak ingin dikritik alias anti mengakui kesalahan, seyogyanya mulai diobati dan dicegah mulai dari kita sendiri dahulu. Bukan buruk muka cermin dibelah, melainkan berkaca dan menemukan kesalahan.
Tidak semua kritik memang perlu diladeni, akan tetapi jangan juga menebalkan muka atau mengeluarkan duri ibarat landak. Kita harus lembut hati, berpikiran positif dan lurus serta menata kembali kata-kata sebisa kita.
Kita sebagai penulis juga butuh pembaca dan editor serta penerbit atau platform. Kita tidak lantas sudah menjadi mahaguru atau selebriti dan berkata bahwa diri kita paling penting atau paling dibutuhkan.
Mari mau terus belajar, karena kita baru akan lulus setelah mengakhiri kehidupan ini. Jadilah penulis yang bijaksana dan rendah hati. Jika ada kritik dan saran, terima dan saringlah, jangan lantas jadi baper atau bawa perasaan. Tidak ada manfaatnya memendam rasa kesal serta memberi komentar balasan menohok atas kritik saran. yang sedemikian. Perbaiki saja mutu dan diri sendiri dahulu sebaik-baiknya.
Semoga bermanfaat dan salam literasi.
(Jika suka karya tulisku, mari mampir ke linkt.ree/wiselovehope dan atau kompasiana.com/randomwisdomid1650 dan nikmati karya fiksi dan nonfiksiku. Terima kasih.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H