Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 136)

9 Juni 2023   16:22 Diperbarui: 9 Juni 2023   16:27 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

"Kau orang dari bus yang waktu itu menembakku..." seseorang yang tidak Kenneth kenal terhuyung-huyung mendekat bersama-sama beberapa orang yang kondisinya tak berbeda jauh dengannya. " Masih ingat padaku, Tuan? Sesungguhnya kami yang menyebabkan kecelakaan kendaraanmu. Ada sedikit tumpahan oli di jalan yang kalian tadi lalui. Hanya itu yang dapat kami lakukan sebagai balas dendam kecil kami."

Kenneth, walau dalam kondisi demikian lemah dan 'aneh' masih mengenali orang yang beberapa jam lalu ia tembak!

"Kau... masih hidup!"

"Ya, tentu saja. Namun kemudian, tak terhindarkan, aku pun mati..." sosok itu menyeringai, bukan seulas senyum lebar kegembiraan. Dalam terang benderang matahari pagi, senyum itu adalah senyum yang paling mengerikan yang pernah Sang Dokter tatap seumur hidupnya!

"Jadi saat itu, kau memang belum menjadi zombie?"

"Yes. I was a human. Just another victim. Aku hidup, memang seorang korban pada awalnya. Thanks to you, kau memperparah semuanya akibat tembakanmu yang ceroboh dan asal-asalan!"

Sosok itu semakin dekat, berjongkok di sisi Kenneth dan berbisik, "Tahukah Anda, jika saja kau tak melakukan hal itu, mungkin aku akan mati dan menjadi zombie 'biasa-biasa' saja yang tak seberapa berdaya. Akan tetapi karena sesuatu yang kau hadiahkan, kau bukan hanya membunuhku tetapi memberiku kecerdasan bahkan ketika aku sudah mati! Lalu, tentu saja, virusku segera kutularkan kepada semua yang bersamaku! Aku butuh makan dan minum, aku haus darah mereka."

Kenneth menatap nanar ke zombie yang ia ciptakan itu, dengan sisa-sisa keberaniannya ia bertanya, "Jadi, sekarang, apa maumu? Apa yang kau inginkan?"

"Tentu saja, dengan senang hati aku akan membalas kebaikan dan mengajak Anda bergabung dalam kawanan kami!"


***

"Astaga. Apakah meninggalkan dokter Kenneth seorang diri adalah keputusan yang tepat?"

Beberapa rombongan go downtown Delucas masih meragukan keputusan bersama mereka dan sesekali menoleh ke belakang. Mereka membawa semua benda jarahan yang masih bisa diselamatkan dari dalam bus dan berjalan. Bagaikan sebuah long march yang dipimpin oleh sepeda motor Orion plus Rani dan Leon yang terluka, semuanya berjalan lambat-lambat, beriringan dengan penuh kewaspadaan.

"Ya, biarkan saja. Jika ia dibawa ke kompleks, bisa-bisa ia menimbulkan kekacauan lagi!" Orion masih kelihatan kesal. Ia tak peduli pada siapapun saat ini, hanya dirinya dan Rani saja yang ingin ia bawa pergi jauh-jauh secepatnya!

"Orion, tunggu dulu! Ibumu, bagaimana dengannya?" Rani masih teringat kepada Lady Magdalene, "Apakah ia akan baik-baik saja?"

"Kurasa begitu. Sekarang kita lakukan apa yang perlu kita lakukan dulu! Setelah itu baru kita pikirkan langkah selanjutnya!"

***

"Astaga! Ada apa lagi yang terjadi di sini?"

Lady Rosemary dan Grace sedang bersama-sama meninjau kompleks. Sepeninggal semua orang, mereka bersama-sama meninjau keamanan seisi kediaman serta lahan termasuk Lab Barn. Para staf di depan pintu ganda utama kelihatannya bersiaga penuh. Tanpa kehadiran dokter Kenneth Vanderfield, mereka tak memiliki pemimpin yang mampu mengambil keputusan.

"Kita sedang menyelidiki apa yang terjadi di Inner Chamber. Kelihatannya ada obyek penelitian kita yang tertinggal, Ma'am! Dan kelihatannya bukan pertanda baik!" lapor beberapa staf bersenjata dan berbaju hazmat.

"Setelah Russell dan semua zombie bawaan Bennet mati, masih ada zombie lain lagi?" kening Lady Rose berkerut, "Kenneth benar-benar keterlaluan! Kuharap ia tak kembali ke mari untuk selama-lamanya! Ia telah gagal menjalankan misinya yang sebenarnya!"

"Misi apa, Mama?"

Pertanyaan polos Grace itu membuat ibunya terhenyak. Astaga. Sudah cukup hari ini semua orang yang mengkhianatiku termasuk Orion pergi dan Bennet mati! Jika Grace tahu rahasia besar ini, tidakkah ia akan menyangkaku seorang ibu yang jahat?

"Mengapa Mama diam saja? Apakah ada hubungan rahasia antara kalian berempat?"

"Grace, kau masih terlalu muda untuk mengetahui semua ini!" Rose berusaha keras agar Grace tak sampai tahu semua, "Kumohon kau tidak ikut campur, terutama pada hubunganku dengan Papa Orion!"

"Jadi, Mama benar-benar akan menceraikannya?"

"Kami memang tak pernah benar-benar menikah. Pernikahan kami sebenarnya palsu."

Belum sempat Grace bertanya lebih lanjut, tetiba pintu ganda bergetar hebat. Ada sesuatu di dalam sana!

"Grace, ambil pistol yang kuberikan kepadamu. Sekarang saatnya untuk mempraktikkan latihan yang kau terima selama ini!"

"Ta-ta-tapi, Ma, aku..."

"Lakukan saja, Putriku!" sentak Rose sambil mengeluarkan Magnum, senjata andalannya.

Para staf bersiaga. Membidik ke satu arah, semua termasuk kedua anggota Keluarga Delucas turut menahan napas. 

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun