"Leon! Cepat lari dari sana! Ingat, ibumu menunggu di rumah!" Rani belum mau merelakan Leon mati konyol dan melakukan aksi bunuh diri...
"Untuk apa lagi aku hidup, Nona Rani?" Leon masih bertahan meskipun letup-letup semakin sering terdengar. "Tak ada gunanya lagi aku bertahan. Anda tak mau bersamaku!"
"Bagaimana jika kuberitahu hal sesungguhnya..." Rani tahu, apabila ia mengucapkan hal ini, Orion akan sangat tak setuju! Tapi ini darurat, maka ia paksakan saja apapun yang terlintas dalam hati, "apa yang tadi Orion ucapkan tidak benar-benar nyata! Ia mengatakan semua itu hanya agar kau maupun semua pria tak dikenal tak menggangguku saja! Aku bukan milik siapa-siapa, Leon!"
"Nona Rani?" Leon terperangah, "Is that true?"
"Ya, aku janji selepas kita dari sini akan memberimu kesempatan!" meski di bawah sorot mata tak senang Orion, Rani tetap menjalankan aksi daruratnya, "Segera bangkit dan lari ke arah kami, Leon, sekarang juga!"
Leon berdiri. Ia berusaha keras berlari secepatnya dan menjauh dari sana.
Akan tetapi...
Duarrrrrrr!
"Leon!"
Sebuah dentuman besar terjadi, sangat panas dan keras menulikan telinga. Leon terlempar jauh dan tinggi lalu terhempas ke tanah. Begitu pula Rani dan Orion, meski tak separah Leon!
"Tubuhku sakit sekali. A-a-apa itu tadi?"