Leon tampaknya kesal dan terpancing dengan tantangan orang-orang tak dikenal itu. Panas hati, semua siap ia layani. "Hah, ternyata begini sikap asli kalian, penduduk-penduduk Chestertown yang selama ini kami anggap sebagai rakyat dan pendukung kami!"
Kenneth menggeram kesal. Maharani semakin dekat juga, pasti akan ada yang tak diinginkan. 'Apa yang harus kulakukan?' Kenneth bersiap-siap untuk membidik seandainya satu dari orang-orang itu berani bertindak macam-macam entah kepada Rani maupun Leon.
Tetiba terdengar suara letusan senjata api. Di hadapan semua, sesosok tubuh roboh tersungkur seketika.
Maharani menjerit sejadi-jadinya.
Kenneth dan yang lain sadar, akibat suara-suara itu, ada yang kini ikut hadir di antara mereka!
***
"Apa maksudmu, Orion Suamiku tercinta?" selidik Lady Rosemary Delucas sambil menyipitkan mata, begitu pula Edward Bennet.
Orion tersenyum dingin di balik maskernya. "Aku tahu pria ini bukan seorang pendeta. Edward Bennet seorang penipu! Sesungguhnya aku sudah tahu semua tentangnya!"
Semua orang yang bisa mendengar percakapan dalam upacara pemakaman tengah malam nan hening itu tersentak. Tentu saja kecuali anak-anak buahnya penghuni kamp yang sudah mengetahui segalanya sejak awal.
"Oh ya? Sungguh sebuah kejutan dan keajaiban tak terduga. Nice try, Sir. Namun izinkanlah aku bertanya. Dari mana Anda tahu jika aku seorang penipu, dan adakah bukti kuat atas tuduhanmu itu?" Edward Bennet tetap berusaha tenang, tak ingin tampak tertekan.
Sementara Lady Rose malah tampak semakin tegang, hanya bisa menggigit bibir. Dugaanku benar. Pasti Orion sudah mendengar semua saat aku berusaha membunuh Edward Bennet tadi! Sekarang, aku harus segera mengambil keputusan!
"Aku memiliki buktinya. Namun ada yang seharusnya ikut hadir bersama kita di sini saat ini. Tanpa dia, aku takkan bicara sepatah katapun!"