Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 117)

25 Mei 2023   14:12 Diperbarui: 25 Mei 2023   14:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maafkan aku, Nona! Tapi aku sungguh peduli kepadamu!" Leon tak bisa menahan-nahan lagi perasaannya yang selama ini hanya diutarakan lamat-lamat, "Kau mungkin tak pernah akan mencintaiku, seorang anak ingusan, begitu bukan istilah Evernesianya? Tetapi jujur saja aku sangat mencintaimu! Dan demi dirimu aku rela mati muda kapan saja!"

"Leon, what did you say?" Rani sama sekali tak menduga jika ia akan menerima pernyataan cinta dalam keadaan terjepit seperti ini, "Pemikiran yang sangat bodoh! Jangan katakan kau akan mati! Kita semua akan baik-baik saja!"

"Kalau begitu, ayo tolong aku, berlarilah!"

Rani dan Leon kembali berlari, semakin cepat meninggalkan para zombie yang terus menggapai-gapai. Ada yang masih bisa berjalan cepat walau sedikit gontai, ada yang langkahnya pincang atau terseret-seret akibat kaki-kaki yang tak lagi utuh. Mereka bagai kawanan hewan liar tak terduga, bisa tetiba bergerak cepat tanpa komando.

Sayangnya, perempatan jalan utama Chestertown yang mereka tuju ternyata menyimpan masalah yang lebih besar!

"Oh, Nona Rani, wait a minute. Di ujung sana..."

Bukan hanya gerombolan dari SOHO yang mengekor mereka. Jauh di depan sana, satu gerombolan lagi ternyata sedang berpatroli mencari apapun atau siapapun yang bisa dijadikan kudapan!

"Kurasa kita akan terkepung. Cara untuk bergerak lebih efisien dan memencarkan mereka adalah berpencar. Kita berpisah dan bertemu lagi di pom bensin. Letaknya hanya beberapa ratus meter di ujung jalan sebelah sana!" Leon menunjuk arah tertentu.

"Oh, baiklah!" Rani sedang tak punya ide, "Aku lari ke arah sini, kau ke sana. Kita akan bertemu di pom bensin sesegera mungkin."

***

Ternyata kali ini Rose tak ingin lagi main-main dengan Edward. Tak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini ia siap membungkam pendeta palsu ini untuk selamanya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun