"Kacang itu ada dalam kendi, ditaruh begitu saja di tanah!" Bagian bawah kendi itu ditanam setengahnya di dalam tanah, tapi bagi Monyet itu tak masalah, "Dasar manusia bodoh, mereka kira aku akan mencuri kendi itu. Tanganku cukup panjang untuk meraih kacang sebanyak yang aku mau!"
Setelah melirik kanan kiri dan memastikan keadaan aman, Monyet pun memasukkan sebelah tangannya ke dalam leher kendi. Ia begitu rakus hingga mengambil banyak sekali kacang dalam genggamannya.
Namun Monyet mengalami kesulitan saat ia berusaha menarik tangannya keluar. Kepalan tangannya penuh kacang sehingga leher kendi itu jadi terlalu sempit bagi lengannya. Kendi itu bertahan kuat pada tempatnya, tak mungkin juga menggali tanah dan mencabutnya.
"Duh, ini menyebalkan. Akan tetapi aku akan berhasil, aku akan mengeluarkan tanganku dan kacang-kacangku!" Monyet terus berusaha.
Tak peduli seberapapun kuat ia menarik tangannya ke atas, selama ia masih bersikeras mempertahankan genggamannya, leher kendi itu terlalu sempit baginya.
"Oh, tidak!" Monyet mulai panik. Beberapa manusia dari persembunyian muncul dan mendekatinya!
"Aha, lihat, berhasil, dengan mudah kita dapat monyet yang bagus sekali untuk dilatih menjadi anggota sirkus! Ayo, ikut dengan kami!" Ternyata para pemburulah yang telah memasang jebakan kendi berisi kacang itu.
Monyet berusaha kabur dengan kacangnya, akan tetapi selalu gagal. Akhirnya ia hanya bisa pasrah, tertangkap oleh para pemburu.
Sedangkan Kera berhasil pulang dengan buah-buahan hasil jerih payahnya dengan kawanannya. Sayang sekali, tampaknya ia takkan bisa bertemu lagi dengan Si Monyet.
Tamat.
Pesan moral: jangan malas selama kita punya kelebihan, jangan terlalu serakah, sebab apa yang kita bayangkan dan rencanakan tak selalu seperti apa yang kita dapatkan.