Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Pendek Anak: Kisah Ilalang dan Putri Malu

15 Mei 2023   07:40 Diperbarui: 15 Mei 2023   07:47 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Alkisah, di tepi jalan kompleks perumahan di Jakarta, tepatnya di pinggir sebuah lahan kosong, tumbuhlah dua rumpun tumbuhan liar. Yang satu adalah Ilalang, yang lain adalah Putri Malu.

Ilalang sangat gemar mengejek Putri Malu. Bukan, sama sekali bukan karena Putri Malu adalah bunga liar yang buruk rupa, melainkan karena nama Putri Malu yang sedari dulu melekat padanya.

"Namamu Putri Malu, pasti kamu disebut demikian karena kamu terlalu pemalu. Sedikit-sedikit kamu bersembunyi."

"Memang demikianlah diriku, aku akan menutup diri, sudah sifatku, Ilalang. Betapa beruntungnya dirimu, bisa tegak terus, melambai bermain bersama angin."

Putri Malu, seperti namanya, memang tumbuhan liar nan pemalu. Ia akan menutup daun-daunnya jika disentuh, sekilas terlihat seperti layu.

"Tentu saja, Teman. Ayo, cobalah tumbuh tinggi sepertiku."

Putri Malu sebenarnya kurang suka diolok-olok, selalu ia hanya berdiam diri saja. Namun hatinya mulai terasa pedih saat kesombongan Ilalang semakin nyata.

Pada musim penghujan, Ilalang tumbuh subur dan semakin bertambah tinggi. Putri Malu yang hanya berupa sesemakan hanya tumbuhan liar pendek saja, tak bisa menyaingi tingginya rumpun Ilalang yang bisa lebih dari tinggi manusia.

"Hahaha, lihatlah, betapa pendek dan memalukannya dirimu, Putri Malu!"

Putri Malu pada awalnya begitu ingin membalas ejekan Ilalang, apa daya memang ia tak bisa tumbuh setinggi temannya itu.

Lewatlah sekelompok anak-anak usia enam hingga tujuh. Mereka bicara santai, tertawa-tawa dan bercanda sambil berjalan kian mendekat ke rumpun Ilalang dan Putri Malu.

"Oh, tidak." kedua rumpun itu kembali berdiam diri.

"Hei, lihat, bunga-bunga liar ini bagus sekali!"

"Iya, cantik menarik!"

"Tidak ada pemiliknya, 'kan?"

"Asyik!"

Tiba-tiba Ilalang merasa sakit pada beberapa bagian tubuhnya. "Aw, aduh, sakit, hentikan! Apa yang terjadi?"

Sedangkan Putri Malu seperti biasa, langsung menutup diri.

Setelah bahaya berlalu, Ilalang merasa pedih pada sekujur tubuhnya. Sedangkan Putri Malu merasa dirinya aman, baik-baik saja.

"Duh, mereka memetik beberapa bungaku! Dasar bocah-bocah iseng!" Ilalang hanya bisa marah-marah.

Sedangkan Putri Malu hanya diam merunduk. Anak-anak itu menyentuhnya, akan tetapi tidak memetik. Ia menutup diri sedemikian rupa. Anak-anak hanya tertawa senang, akan tetapi mereka tak memetik si Putri Malu, sudah senang melihatnya begitu.

Tamat.

Pesan moral: Tak selamanya menjadi lebih tinggi, hebat dan besar akan memberimu keuntungan. Kadang sifat merendah lebih baik daripada sifat memamerkan kelebihan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun