Suara rifle tak berperedam itu mengoyak kesunyian. Ternyata tembakan Lady Mag tak terlalu jitu! Hanya mengenai dada si zombie, lalu beberapa lagi yang ia susulkan mengenai kaki dan tangan.
Zombie itu tersungkur, namun tangannya masih menggapai-gapai, sangat dekat dengan kaki Orion!
"Well, Mama, thanks, I'll take the finishing part!" Orion tak ingin menghamburkan pelurunya. Diraihnya bet kasti Leon dari ransel dan dilakukannya hal yang sama dengan yang Rani lakukan di toko tadi.
Rani dan Mag menatap ngeri, namun bersyukur. Beberapa belas zombie akhirnya terbebas dari penderitaan mereka.
Orion terburu-buru menutup pintu gerbang ganda, sementara Rani dan Mag berpelukan lega. "Astaga, kalian berdua tak apa-apa? Thank God! Leon dan Grace pergi begitu saja tadi, aku lengah!" lapor Lady Mag kepada putra dan menantunya dengan napas terengah-engah.
"Kami tak menyalahkanmu, Ma! Sekarang kita bertiga ke kompleks Delucas saja! Aku yakin Mama takkan ditolak oleh Lady Rosemary! Semoga kita bisa menyusul anak-anaknya, atau mungkin juga mereka sudah kembali duluan dengan selamat. Jangan terlalu cemas, oke?" Orion berusaha membesarkan hati ibunya, meski dalam hati ia tak terlalu yakin jika Leon dan Grace baik-baik saja!
***
Sementara itu Leon dan Grace tampaknya belum tiba di kompleks Delucas. Hari sudah pagi, suasana perbukitan sangat sepi, sementara tak ada tanda-tanda kehidupan baik dari alam maupun tanda-tanda kemunculan korban reanimasi.
"Si-a-laaan! Mengapa sepeda motorku rusak saat seperti ini? Bensinnya habis atau bagaimana 'sih?" Leon terpaksa berhenti memarkirkan kuda besinya di pinggir jalan.
"Sudahlah, pintu rahasia tak jauh lagi, paling-paling tiga puluh menit saja berjalan kaki! Tinggalkan saja sepeda motor sport butut ini di sini dan kita pulang, Kak!" kesal Grace.
"Tidak, enak saja! Aku yakin kita akan baik-baik saja, aku akan coba panaskan mesinnya lagi!"