"Guys, kalian tahu dari mana ada lorong seperti ini? Curang, belasan tahun bersama, kau tak pernah sekalipun mengajakku main petak umpet di sini!" rutuk Grace.
"Bukan aku tak mau. Tetapi adikku tipe tuan putri ala Barbie-barbie-an yang tak suka pada semua permainan kotor anak laki-laki sepertiku!" Leon menyeringai walau tertutup masker. Pemuda itu cukup senang karena ada Rani di rombongannya. Meskipun ibu gurunya terasa benar menjaga jarak, bahkan kelihatan 'lengket' benar dengan Orion, dianggapnya itu semata-mata hanya gegara takut.
Keempatnya segera tiba di garasi kecil di mana sepeda-sepeda motor terparkir bersama beberapa koleksi mobil lama yang jarang dikendarai Lady Rosemary.
"Bagaimana jika kita naik mobil lama mama saja?" usul Grace, "Kelihatannya jauh lebih aman..."
"Hmm... betul, namun akan sulit bagi kita karena ada cukup banyak barikade di jalan," Orion menggeleng.
"Darimana Anda tahu?"
Orion merasa keceplosan. Tetapi cepat ia menjawab, "Saat mengunjungi Lady Mag, sudah ada beberapa mulut jalan yang ditutup."
***
Lady Rose yang belum tahu semua yang terjadi baru bisa kembali menjelang tengah malam. Makanan yang disediakan untuknya sudah mulai dingin, namun karena ia begitu lapar, disantapnya juga semua yang ada.
Setelah perut kenyang, malah Rose kini merasa begitu lelah. Sungguh walaupun begitu rindu untuk tidur di sisi Orion dan kembali mencoba bermesraan layaknya suami-istri, ia sedang tak bisa karena 'masalah besar' yang menghalangi.
Uh, semua gegara Edward Bennet sial itu! Aku harus menyingkirkannya. Tak ada jalan lain. Edward Bennet sangat berbahaya! Oh, ya, aku tak usah jauh-jauh... ada seseorang yang bisa membantuku dengan senang hati!