Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 84)

3 Mei 2023   09:43 Diperbarui: 3 Mei 2023   09:45 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rani menutup pintu keluar. Segera dipilihnya busana hitam yang ketat dan nyaman untuk menemani petualangan rahasia malam ini. Tadinya ia sama sekali tak mau turun ke Chestertown, tetapi karena Orion kelihatannya mulai ikut bersemangat, ia tak punya pilihan lain. Cepat atau lambat mereka harus pergi juga untuk menemui dan menyelamatkan Lady Magdalene.

Orion bersyukur, tak ada siapapun memergokinya sepanjang jalan menuju main mansion hingga akhirnya tiba di perpustakaan yang gelap gulita. Di sana telah menanti kedua remaja Delucas. Mereka bermasker, beransel mini dan berpakaian serba gelap. Peralatan yang dibawa di ransel masing-masing sederhana saja. Beberapa 'senjata darurat' ala remaja.

"Papa Orion, syukurlah kau datang juga! Aku jauh merasa lebih aman jika ada Anda!" Grace tampak girang padahal tadinya ialah yang paling menentang rencana gila kakaknya ini.

"Oh ya, satu peserta perjalanan lagi. Di mana Nona Rani?" Orion pura-pura tidak tahu.

"Semoga Nona Rani tak mengadu ke mama atau dokter Kenneth!" Leon kelihatan cemas, "CCTV-CCTV juga sementara sudah kumatikan, nanti kupikirkan alasannya jika ada yang sampai bertanya!"

"Aku di sini, maaf jika sedikit terlambat!" Rani muncul mendatangi ketiga rekan petualangannya, "Syukurlah cahaya di main mansion remang-remang karena tak semua lampu dinyalakan demi penghematan! Penjaga malam juga tidak ada! Betapa beruntungnya kita!"

"Ya, mereka masih sibuk dikerahkan memantau para tamu. Mama tak pernah kelihatan sesibuk atau sepanik ini! Sebenarnya karena itu 'yang mulia Hamba Tuhan' Reverend Edward Bennet atau karena apa 'sih?" cerocos Leon itu membuat dahi Orion yang licin berkerut seketika.

"Hah, dia ada di sini?" Sang ayah sambung baru saja tahu nama tamu misterius yang tadi belum diinfokan Henry si kepala pelayan.

"Ya, yang menikahkan kalian, pengganti Rev. James." Leon ingin menambahkan, 'Yang fotonya kau simpan di flash disk!' Akan tetapi ia tak yakin dengan komentar adiknya dan Rani. Jadi ia diam saja.

"Mari kita pergi dan segera kembali. Jangan terlalu berjauhan, sebab kita tak pernah tahu bagaimana kondisi Chestertown saat ini. Apakah masih aman atau malah sudah..."

Keempatnya tak ingin banyak bicara lagi. Bersenter, Leon dan Orion memimpin jalan. Bagi Rani ini bukan pertama kali ia menelusuri lorong, namun Grace tampak takjub.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun