Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romance Thriller Apocalypse Episode 68)

10 Maret 2023   05:55 Diperbarui: 10 Maret 2023   06:48 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

"Beliau baik-baik saja. Kami sudah mengantarkan sarapan paginya. Kondisinya sangat sehat, dan kami rasa ia boleh segera keluar dari sini!"

Kenneth tersenyum, ia mengangguk senang, namun tak semudah itu bersyukur. Dalam hati ia malah ingin agar Orion lebih lama di dalam sana agar ia leluasa memantau pergerakan Rani. Ia belum sempat melakukan pendekatan dengan gadis itu. 'Tetapi sebentar lagi akan banyak waktu! Pandemi ini akan menyita lebih banyak masa di mana tak ada yang bisa bergerak kemana-mana. Saat itulah, aku bisa mendekati Maharani Cempaka! Ide yang menarik!'

Saat Kenneth dan staf-stafnya yang berbaju hazmat masuk, Russell masih terbaring lemah di ranjangnya, terbelenggu erat dan tak punya tenaga untuk menyentakkannya lagi. Ia tampak menderita sekali; sekujur tubuhnya penuh bilur biru seakan-akan pembuluh darahnya pecah akibat terkena belasan pukulan. Matanya semakin suram dan semangat hidupnya sudah jauh menurun.

"Mengapa kalian tak bunuh saja aku?" raungnya dengan sisa-sisa napasnya.

Kenneth memandangnya takzim, nyaris seperti terharu, "Maafkan kami, Tuan. Kami sudah mencoba semua metode pengobatan medis yang kami bisa, namun sepertinya Anda harus pasrah pada apa yang terjadi. Entah akan ada mujizat atau sebaliknya, bagaimanapun, kami akan sangat menghargai Anda sebagai pahlawan kemanusiaan! Nama Anda akan dikenang sebagai pelopor penelitian mengenai virus baru yang belum ada obat maupun vaksin pencegahnya!"

Russell sudah bosan menangis dan meminta agar ia mati saja. Sepertinya sebentar lagi malaikat maut akan menjemputnya. "Katakan kepada keluargaku di Chestertown jika mereka mencariku, aku mencintai mereka, maafkan semua dosa-dosaku dan kecerobohanku."

"Baiklah, Anda jangan khawatir, kami akan segera mengabari mereka dan menyampaikan semua kata-kata Anda."

Tetiba seluruh tubuh Russell mengejang bagaikan tersengat listrik ribuan volt, terguncang hebat dengan sendirinya. Matanya terbelalak. Dari mulut, hidung dan semua permukaan terbuka di tubuhnya keluar cairan berbau tak sedap.

"Tuan Russell!" Semua orang dalam ruangan itu hanya bisa menyaksikan tanpa mampu berbuat apa-apa. Tak lama, tubuh itu terhempas ke atas ranjang dan terdiam, namun matanya tak tertutup.

Kenneth maju, mengulurkan tangannya yang bersarung putih, "Rest in peace, Tuan Russell! Terima kasih atas semuanya! pengorbanan Anda takkan sia-sia!" ujarnya sambil menutup kelopak mata Russell dengan selembut mungkin.

"Bersihkan tubuh Tuan Russell! Lalu kembali belenggu. Kita tinggalkan ruangan ini dan tunggu apa yang terjadi!" Kenneth segera meninggalkan ruangan dengan sejuta perasaan berkecamuk dalam dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun