"Tu-tu-tuan! Jika aku boleh tahu, siapa nama Anda? Apakah Anda mengalami musibah yang sama sepertiku? Atau hanya sakit biasa saja dan masih beruntung bisa selamat, tak seperti diriku yang harus bernasib sesial ini, harus rela kehilangan dua anggota tubuhku?"
Walau suaranya tak terlalu keras, Orion mendengar pertanyaan pria itu. Tetapi ia hanya terdiam tanpa segera menjawab. Ia begitu cemas pada kondisi kesehatannya sendiri sehingga ia tak langsung bisa menjawab pertanyaan Russell itu. Sesungguhnya bukan dirinya yang ia betul-betul khawatirkan, melainkan Maharani. Ia tak ingin meninggalkan gadis yang baru kemarin dinikahinya, pengantin wanita yang masih sangat dirindukannya.
Bagaimana jika Rani mengalami nasib seperti mamaku, ditinggal papa yang pergi selamanya gegara jahatnya virus Hexa? Tidak, aku takkan menyerah pada penyakit terkutuk ini!
"Jawablah aku, Tuan!" Russell sekali lagi memohon dengan suara yang makin parau, "Apakah aku mengenal Anda? Sepertinya Anda pria muda yang ikut bersuara membubarkan kerumunan pencari bantuan di depan kediaman Delucas dua malam kemarin! Aku ada di sana dengan senapanku, kami hanya berusaha mendapat bahan pangan dengan cara apapun. Aku juga salah satu kepala keluarga yang gagal menerima pada acara pembagian jatah pangan, karena itulah aku berusaha datang lagi kedua kalinya. Aku hanya mewakili keluarga dan teman-teman di Chestertown yang mulai kelaparan dan putus asa pada awal pandemi baru ini! Kami butuh solusi, perlindungan & bahan pangan. Makanya aku nekat keluar, tetapi..."
"Betul... maaf, aku sendiri sangat ingin membantu kalian lebih banyak lagi, tetapi sayangnya... istriku, Lady Rosemary, tidak mengizinkan!"
"Oh, Tuan Orion Delucas, jadi itu betul-betul Anda? Syukurlah! Jika begitu, kali ini Anda harus membantuku keluar dari sini, Tuan! Jika tidak, teman-temanku, seluruh anggota keluargaku dari Chestertown akan keluar untuk mencariku! I beg you, please help me! Help us!" Russell memohon, suaranya hampir seperti ingin menangis. Penuh kesedihan dan kemarahan disertai penderitaan luar biasa.
"Tetapi sangat berbahaya untuk keluar begitu saja dari sini dalam keadaan seperti ini, Tuan Russell! Mungkin sekali dokter Kenneth dan timnya yang merawat kita di sini akan membantu penyembuhan dan pemulihan kita. Kumohon, bersabar dan tabahlah dulu!" Walau mencoba menghibur, Orion merasa seperti berbicara kepada dirinya sendiri, memberi kekuatan yang ia butuhkan.
"Uh, tabah? Walaupun sulit, jika Anda yang mengatakannya, aku jadi lebih bersemangat. Ya, bagaimanapun sakitnya, kurasa aku harus mencoba bertahan. Anda benar, Tuan Orion! Walau kehilangan kaki dan tangan, tetapi tak boleh kehilangan nyawa! Aku harus bisa bertahan, walau akhirnya akan tragis sekalipun!"
Harapan Orion dalam kegalauan juga mulai bangkit, seakan-akan mendapat rekan baru yang belum pernah dilihatnya. "Tuan Russell, apa kau masih punya jatah makan malam? Makanlah, minumlah. Aku tahu kau pasti lapar dan haus, juga merasa sesak. Kurasa ini gejala awal atau akibat terinfeksi Octagon. Kita butuh energi dan asupan untuk pulih. Cobalah untuk bangkit."
"Ya, Anda benar. Aku tadinya malas makan-minum walau lapar dan haus sekali, rasanya ingin segera mati saja. Tapi jika begitu, berarti aku menyerah. Tuan Orion, karena semangat dari Anda, aku janji takkan mengeluh lagi, walau luka-luka amputasiku masih terasa nyeri. Te-te-terima kasih!"
Orion tersenyum, "Baiklah, Tuan Russell. Syukurlah jika begitu. Aku makan dulu. Selamat makan untuk kita berdua. Bon appetit!"
***
Sementara itu di main mansion, Rani dan seluruh anggota keluarga Delucas plus Kenneth duduk bersama dan makan malam dalam diam. Menu-menu di meja hari itu tambah tak menggairahkan. Demi mengirit, Lady Rosemary nyaris tak mengizinkan ada daging potongan besar untuk menu protein. Padahal Leon sangat menyukai steak, beef patty, atau ayam panggang.
"Huh, hanya sup sayuran dengan bola-bola daging? Di mana steak tenderloin besar lezat nan empuk itu?" Leon mengeluh, "Bukannya aku sok atau manja, tapi terus terang, kali ini masakan para chef kita kurang menggugah selera!"
"Sapi-sapi peternakan kita tak boleh disembelih terus, mereka butuh waktu berkembang biak juga, Leon! Jadi makanlah dulu apa yang ada!" Lady Rose menjawab keluhan putranya itu, "Kita harus cermat-cermat mengelola persediaan pangan, apalagi sebentar lagi Everopa akan masuk musim dingin. There will be no Christmas feast this year, only 'pandemic party' Octagon-33!"
Tetiba ponsel Lady Rose berdering. Semua orang di meja makan terdiam. Wanita itu memandang layar ponsel mewahnya, sesaat tertegun membaca nomor atau nama peneleponnya. Ia tak langsung mengangkat. Serta merta berdiri dari kursinya, Rose segera menjauh keluar ke koridor utama, seolah-olah tak ingin pembicaraannya didengar oleh siapapun termasuk Kenneth!
"Apa keinginan Anda? Why you call me like this? I told you already not to contact me any longer! Our business is over! Mengapa sekarang Anda mencariku lagi?" Rose bertanya setengah berbisik sambil melirik ke arah ruang makan.
Seseorang di ujung sana jelas-jelas bukan penelepon yang ia kehendaki. Wajah cantik Rose memucat ketika orang itu panjang lebar mengatakan sesuatu yang tentu saja tak diketahui siapapun kecuali dirinya.Â
"Anda jangan coba-coba mengancam atau menggertakku. Kompleks Delucas bukan ranah kekuasaanmu barang sejengkal pun. Jangan sekali-sekali Anda berani untuk menginjakkan kaki ke tempat kediamanku ini. Aku sudah memberikan semua yang Anda pinta. Awas jika Anda berani membuka rahasia kita berdua kepada seorangpun dalam keluargaku!"
(bersambung minggu depan)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H