Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 52)

1 Maret 2023   08:38 Diperbarui: 1 Maret 2023   09:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

"Uh, I just feel a bit worried about your health! Semalam Anda pamit untuk beristirahat lebih cepat, jadi aku..." Leon tak melanjutkan kata-kata itu. Ia tak ingin Rani sampai tahu ia semalam datang kemari hingga dua kali!

"I'm okay, thank you very much for your concern. Oh ya, by the way, mengapa kau sekarang menggunakan masker?"

"Perintah keras dari Yang Mulia Ratu Rosemary. Lebih tepatnya, mamaku dan si dokter Kenneth." Leon bersemangat menambahkan, "Akhirnya semua kata-kataku dan yang kita takutkan menjadi kenyataan. Baru saja Kenneth mengeksekusi, atau lebih tepatnya menembak mati dua zombie di luar pagar kompleks kami!"

Rani terkesiap. "Jadi, dua tembakan pagi-pagi tadi bukan suara letusan senapan latihan saja?"

"Ya. Dua orang mencurigakan di depan kompleks ini ternyata zombie korban warga Chestertown, mungkin yang pertama di daerah ini dari virus Octagon. "

Astaga. Jadi Orion semalam menyentuh tubuh seorang yang kini telah... Rani buru-buru menepiskan kemungkinan terburuk itu dari dugaannya.

"Ada apa, Nona? Kelihatannya Anda terkejut sekali."

"Oh, I'm alright. Hanya belum siap dengan pandemi berikut setelah berlalunya Hexa. Dunia ini mulai tua, kita sedang di ambang segala macam penyakit aneh dan berbahaya. Kurasa aku perlu masker juga mulai saat ini. I didn't buy any at recent visit to Chestertown!"

"Kebetulan aku kemari sambil membawakanmu lebih dari yang kita perlukan! Thankfully, my mum got lots of these before!" Leon merasa bangga seperti baru saja membawakan kado spesial pada kencan pertamanya. Diserahkannya beberapa kotak masker medis kepada Rani yang tentu saja menerima dengan hangat.

"Wow, so nice of you, Leon. Thanks once again!"

"Well, your welcome. Aku kembali dulu. See you in our dining room. Kami akan segera kembali untuk melanjutkan sarapan."

Dalam hati, Leon mulai tersenyum kecil dan membatin, Nona Rani, jika saja kita bisa lebih akrab, mungkin mamaku akan mengizinkanku berteman baik, atau bahkan lebih dari itu, hanya denganmu. Kita masih akan berada di sini, dan tentunya terkurung lebih lama lagi! Karena itu, mungkin seperti di film-film, kita akan menjadi lebih akrab, lalu timbul perasaan cinta. Perbedaan usia takkan menjadi masalah besar!

***

Orion terjaga dengan keringat dingin menganak sungai. Ia tak pernah merasa begitu tak enak badan seperti ini seumur hidupnya. Semula ia berpikir, Jangan-jangan aku terlalu bersemangat saat bersama Rani hingga kehabisan energi. Aku terlalu antusias dan bergairah, ingin melakukan itu lagi dan lagi. Sekarang, aku malah kelelahan begini! Diputuskannya untuk bangkit dan duduk. Ia tak ingin terburu-buru berdiri, khawatir jika tubuhnya betul-betul akan tumbang.

Uh, tadi sepertinya ada suara senjata ditembakkan dua kali. Semoga bukan hal yang buruk! Namun pemikiran itu malah membuatnya teringat pada apa yang ia lakukan sepulangnya dari kediaman Brighton. Astaga. Kurasa Rani benar. Kebaikan serta rasa penasaranku telah membuatku...

Ia berusaha menguatkan diri dan bangkit, Tidak, aku tak boleh sakit, tak boleh mati, apalagi menjadi salah satu dari korban pertama Octagon! Demi Rani, aku harus tetap sehat dan bertahan hidup selama yang aku bisa!

Semua yang kemarin mereka lakukan terbayang kembali bagaikan film bisu hitam putih yang diputar ulang perlahan-lahan dan direfleksikan di langit-langit kamarnya. Saat mereka entah sudah berapa kali melakukan yang satu itu, dan terbaring kelelahan di atas ranjang pengantin baru. Rani tenggelam dalam pelukannya, terasa hangat dan lembut bahkan terkenang jelas hingga saat ini.

"Are you happy, Rani?"

"Happy for what, Orion?"

"Bahagia karena akhirnya kita bisa bersama, walau harus dengan cara seperti ini?"

"Aku belum tahu. Ya, aku bahagia. Namun maaf, belum sepenuhnya, karena..."

"Karena aku masih terikat dengan wanita lain, yang  sebenarnya bahkan tak layak disebut istriku?"

"Ya. Di Evernesia, ini dinamakan perselingkuhan. Karena di mata dunia kita masih dianggap pasangan tidak sah."

Orion terdiam, lalu tiba-tiba ia tertawa. "Walau semua orang belum tahu, suatu saat kebohongan Lady Rose akan terungkap dan kita berdua akan bebas."

"Bagaimana dengan utang-utang keluargamu?"

"Nanti saja kupikirkan bagaimana aku akan mengatasi masalah ini. Saat ini, kita nikmati saja kebersamaan kita ini. Lupakan semua yang terjadi. Jam ini, menit dan detik ini, milik kita..."

Rani membenamkan dirinya lebih dalam ke rengkuhan suaminya, "Aku ingin momen ini berhenti dan menjadi abadi bersamamu, di dalam dan di luar diriku, mengelilingiku. Jangan pernah lepaskan aku, Orion. Aku terlanjur mencintaimu."

"I love you too. I'll never let you go."

Orion tersentak kembali ke masa kini. Semua momen yang belum sampai 12 jam silam itu kini terasa begitu jauh, walau Rani berada hanya beberapa puluh meter di kompleks yang sama.

Haruskah aku mencari pertolongan, atau berdiam diri saja di kamar ini, berusaha memulihkan diri? Bagaimana jika aku... tertular virus Octagon?

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun