"Well, your welcome. Aku kembali dulu. See you in our dining room. Kami akan segera kembali untuk melanjutkan sarapan."
Dalam hati, Leon mulai tersenyum kecil dan membatin, Nona Rani, jika saja kita bisa lebih akrab, mungkin mamaku akan mengizinkanku berteman baik, atau bahkan lebih dari itu, hanya denganmu. Kita masih akan berada di sini, dan tentunya terkurung lebih lama lagi! Karena itu, mungkin seperti di film-film, kita akan menjadi lebih akrab, lalu timbul perasaan cinta. Perbedaan usia takkan menjadi masalah besar!
***
Orion terjaga dengan keringat dingin menganak sungai. Ia tak pernah merasa begitu tak enak badan seperti ini seumur hidupnya. Semula ia berpikir, Jangan-jangan aku terlalu bersemangat saat bersama Rani hingga kehabisan energi. Aku terlalu antusias dan bergairah, ingin melakukan itu lagi dan lagi. Sekarang, aku malah kelelahan begini! Diputuskannya untuk bangkit dan duduk. Ia tak ingin terburu-buru berdiri, khawatir jika tubuhnya betul-betul akan tumbang.
Uh, tadi sepertinya ada suara senjata ditembakkan dua kali. Semoga bukan hal yang buruk! Namun pemikiran itu malah membuatnya teringat pada apa yang ia lakukan sepulangnya dari kediaman Brighton. Astaga. Kurasa Rani benar. Kebaikan serta rasa penasaranku telah membuatku...
Ia berusaha menguatkan diri dan bangkit, Tidak, aku tak boleh sakit, tak boleh mati, apalagi menjadi salah satu dari korban pertama Octagon! Demi Rani, aku harus tetap sehat dan bertahan hidup selama yang aku bisa!
Semua yang kemarin mereka lakukan terbayang kembali bagaikan film bisu hitam putih yang diputar ulang perlahan-lahan dan direfleksikan di langit-langit kamarnya. Saat mereka entah sudah berapa kali melakukan yang satu itu, dan terbaring kelelahan di atas ranjang pengantin baru. Rani tenggelam dalam pelukannya, terasa hangat dan lembut bahkan terkenang jelas hingga saat ini.
"Are you happy, Rani?"
"Happy for what, Orion?"
"Bahagia karena akhirnya kita bisa bersama, walau harus dengan cara seperti ini?"
"Aku belum tahu. Ya, aku bahagia. Namun maaf, belum sepenuhnya, karena..."