Senyum Orion begitu jantan, nakal menggoda. Rani hanya bisa pasrah saat pengantin prianya memasuki dirinya sekali lagi, kali ini agak liar. Dengan heran Rani menemukan jika Orion begitu menarik; bisa lembut sekali memperlakukan dirinya, namun juga bisa sedemikian berapi-api. Entah sudah seberapa merah wajahnya saat ini, yang jelas ia merasa sedemikian malu namun juga mau.
"Astaga, Orion! Jika kita terus menerus begini, aku bisa segera... hamil!"
"Nanti saja kita pikirkan! I just want to enjoy you, every bit of you!"
***
Leon Delucas dan Kenneth Vanderfield belum segera masuk ke kamar tidur mereka masing-masing. Si remaja dan sang dokter masih berdebar-debar dan berusaha mengatur napas saat kembali ke main mansion. Keduanya langsung menuju ruang CCTV, sebuah ruangan rahasia yang sudah lama ada di lantai tiga namun baru belakangan ini lebih sering diakses dan ditambahkan beberapa monitor baru.
"Aku belum begitu mengerti, Leon. Di sebelah mana CCTV yang memantau daerah pagar yang tadi kita dekati?" Kenneth melihat ke sekitarnya, berusaha menemukan monitor yang tepat.
"Di sini, Dok. Aku yakin ini kamera yang memantau daerah tadi! Menghadap ke pagar kediaman kita, mungkin tak seberapa jelas karena malam." Leon menunjuk.
Semula tak ada pemandangan apa-apa di sana, hanya pagar hidup dan jalan raya sepi dengan beberapa lampu tinggi di kejauhan. Namun penampakan satu-dua objek hitam-hitam bergerak di sana membuat Kenneth dan Leon resah seketika.
(bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H