Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 47)

27 Februari 2023   11:45 Diperbarui: 27 Februari 2023   11:54 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senyum Orion begitu jantan, nakal menggoda. Rani hanya bisa pasrah saat pengantin prianya memasuki dirinya sekali lagi, kali ini agak liar. Dengan heran Rani menemukan jika Orion begitu menarik; bisa lembut sekali memperlakukan dirinya, namun juga bisa sedemikian berapi-api. Entah sudah seberapa merah wajahnya saat ini, yang jelas ia merasa sedemikian malu namun juga mau.

"Astaga, Orion! Jika kita terus menerus begini, aku bisa segera... hamil!"

"Nanti saja kita pikirkan! I just want to enjoy you, every bit of you!"

***

Leon Delucas dan Kenneth Vanderfield belum segera masuk ke kamar tidur mereka masing-masing. Si remaja dan sang dokter masih berdebar-debar dan berusaha mengatur napas saat kembali ke main mansion. Keduanya langsung menuju ruang CCTV, sebuah ruangan rahasia yang sudah lama ada di lantai tiga namun baru belakangan ini lebih sering diakses dan ditambahkan beberapa monitor baru.

"Aku belum begitu mengerti, Leon. Di sebelah mana CCTV yang memantau daerah pagar yang tadi kita dekati?" Kenneth melihat ke sekitarnya, berusaha menemukan monitor yang tepat.

"Di sini, Dok. Aku yakin ini kamera yang memantau daerah tadi! Menghadap ke pagar kediaman kita, mungkin tak seberapa jelas karena malam." Leon menunjuk.

Semula tak ada pemandangan apa-apa di sana, hanya pagar hidup dan jalan raya sepi dengan beberapa lampu tinggi di kejauhan. Namun penampakan satu-dua objek hitam-hitam bergerak di sana membuat Kenneth dan Leon resah seketika.

(bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun