Saat pelajaran, pas sedang aman, di bawah meja diam-diam Jenny membuka dan membaca lagi bergantian kedua surat ketikan anonim itu. Yang satu bagus benar tata bahasanya serta panjang lebar. Nyaris sempurna!
Apa ini surat Vincent?
Yang satu lagi beda sekali. Singkat tanpa embel-embel, tanpa macam-macam.
Kok seperti yakin benar, apa ini tulisan Brandon?
***
Vincent sepanjang hari itu membeku. Bahkan ia tak berani nongol di perpus. Tapi dalam hati ia lega. Paling tidak sudah dikeluarkannya semua ungkapan hati tadi malam meskipun yah, biasa aja. Hanya saja ia merasa sedang dibicarakan di mana-mana. Jadi ia memilih untuk stay low. Memilih untuk menghindari Jen, hari itu Vincent tidak bicara dengan siapapun hingga bel pulang berbunyi.
***
Sebaliknya Brandon merasa semakin percaya diri. Begitu pula geng alias Minion-minionnya yang kelihatan yakin Gru mereka akan menang.
"Don, kok yakin bener 'sih lo? Apa pake tembakan maut kayak ke mantan-mantan lo yang sebelumnya?" tanya salah satu Minionnya pas mereka nongki di kantin mehong WG yang harga jajanannya saingan mal.
"Iya dong ah, lebih mantap malah. Konon cewek Jepun aja di sana klepek-klepek pake caraku."
"Wah, bagaimana pula itu?"