Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 35)

21 Februari 2023   15:31 Diperbarui: 21 Februari 2023   20:13 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi edit pribadi

Kira-kira, ke mana Orion pergi? Dari tadi pagi saja kata-katanya saat kami sarapan sangat mencurigakan. Pasti ada sesuatu yang sangat penting.

"Anda tampaknya mengetahui sesuatu, Nona Maharani Cempaka?" Pertanyaan dokter Kenneth tiba-tiba mengusik Maharani yang masih hanyut dalam pikirannya sendiri.


Gadis itu gelagapan, terburu-buru menyahut, "Oh, absolutely not. Aku hanya sedang memikirkan bahan pelajaran Bahasa Evernesia selanjutnya, Dokter, eh maaf, Kenneth!"

Kenneth tersenyum manis, berusaha untuk tetap tampil simpatik di hadapan wanita muda Evernesia yang diam-diam dijadikan 'target misi rahasianya' ini. "Sungguh aku kagum! Anda seorang wanita muda yang rajin dan cerdas, tak hanya cantik! Berada di tempat sesunyi dan sejauh ini tentu sangat berat bagi gadis seusia Anda, Nona Rani Cempaka! Jauh dari teman sebangsa dan keluarga!"

Rani tak semudah itu juga diberi pujian gombal. "Uh, tidak juga, Dok. I like... uh, this place, a lot. It really feels like a long vacation for me!"

"Betul, Nona Rani! Lalu, akan banyak hal yang lebih menarik! Sebentar lagi, di musim dingin, akan turun salju di Chestertown! Kau pasti belum pernah melihat salju turun di kota tropis Viabata, bukan?" Leon menimpali seolah-olah ingin ikut cari perhatian juga di hadapan sang guru.

"Ya! Pasti sangat dingin namun indah!" Bicara soal salju, Rani selalu teringat pada putih lembutnya semangkuk besar es serut yang ia santap di warung tukang es tepi jalan Viabata yang ia singgahi setiap merasa kegerahan siang-siang. Diberi sirup atau susu, rasanya sangat segar.

Rani lagi-lagi membatin, Duh, bagaimana dengan Evernesia, Viabata? Sangat jauh dari Everopa tetapi bisa juga sewaktu-waktu dilanda krisis seperti pandemi virus Hexa waktu itu! Zombie-zombie dalam mimpi burukku, akankah menjadi kenyataan?

"Syukurlah belum ada laporan jatuhnya korban virus Octagon di luar Everance, setidaknya hingga saat ini!" Kenneth berseloroh seolah menjawab pertanyaan Rani itu, "Jika saja penanganannya lebih cepat, takkan ada korban jiwa lebih banyak lagi. Anyway, because we have to always beware to any possible breakout," Kenneth memberi petunjuk lewat kedua tangannya kepada semua yang hadir di ruang makan membentuk gaya menembak, "this afternoon, we'll have a little quick training; how to use melee weapon and firearms! Ya, senjatatangan dan bela diri sederhana, just in case."

"Oh, wow, hebat!" Leon menyambut dan bersiul, sementara Rani dan Grace spontan terkejut. Lady Rose tersenyum datar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun