Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 31)

20 Februari 2023   11:47 Diperbarui: 20 Februari 2023   12:02 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Leon mengangkat bahu. "Aku tidak tahu. Yang jelas beliau bukan pemuka agama yang biasa melayani atau memimpin kebaktian penghuni kompleks di sini. Natal, Paskah, kami selalu mengundang pengkhotbah lain, bukan pria ini."

"Aneh," Orion sebenarnya malas untuk membahas seseorang yang kemarin berdiri di depan altar dan memberikan pemberkatan kepada dirinya dan Lady Rose, "aku, walaupun hanya suami keduanya, sebenarnya berhak untuk tahu. Bahkan surat atau akte pernikahan kami saja aku tak pernah melihatnya."

"Barangkali masih diproses oleh orang ini, Papa Orion. Beliau mungkin dipanggil mama kami secara mendadak, karena yang biasa melayani, Reverend James, sedang tak ada di tempat!" Leon memberikan pendapat.

"Semakin bertambah aneh saja. Sepertinya ekspresi Rose terhadap pria ini dalam foto tak terkesan akrab. Sungguh, aku curiga, ada sesuatu yang mamamu coba sembunyikan, Leon! Surat yang mereka pegang bersama itu juga tak pernah ia ceritakan kepadaku. Aku memang tak patut tahu, tetapi, bagaimanapun juga, aku suaminya!" Orion malah jauh lebih tertarik kepada semua ini dibanding dengan zombie-zombie Leon.

"Anda bisa men-save semua dalam flash disk, kebetulan ada satu di sini!" Leon yang selalu tertarik memecahkan misteri-misteri kecil tentu saja suka membantu.

"Terima kasih, kupinjam dulu. Oh ya, Leon, kuminta kau jangan tanyakan apa-apa dulu kepada mamamu ya, biarkan aku menyelidiki semua ini sendiri terlebih dulu!"

"Baik. Aku berjanji, Papa Orion, I promise you, you can trust me! Oh ya, aku juga minta tolong, tentang semua foto dan video zombie ini juga mohon Papa rahasiakan dahulu kepada mama dan si dokter itu, ya. Aku khawatir mama takkan setuju pada pemakaian VPN-ku. Nona Rani sudah tahu, 'sih, aku dan Grace already showed all these secrets to her. I guess she got a little bit scared. Entah ia percaya atau tidak, hanya kuharap ia bisa menyimpan semua dengan baik juga."

Mendengar Leon menyebut nama gadis itu, Orion tersenyum kecil, nyaris lupa jika ia harus sangat merahasiakan hubungannya dengan Rani.

"Okay, I promise. Now let's try to sleep. Kita belum tahu apa yang akan terjadi besok pagi. Semoga ada perkembangan positif mengenai krisis yang terjadi di Pharez. Semoga zombie-zombie itu tertangkap..."

"Dan tertembak!" Leon menambahkan sambil berseru, walau saat ini canda itu sebenarnya tak terdengar lucu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun